BNI Pilih Tak Kembangkan Anak Usaha Bank Digital, Mengapa?

Image title
24 Maret 2021, 16:41
bni, bank digital, perbankan digital, transformasi digital, layanan digital, bank negara indonesia, bumn
Katadata
BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terus melakukan transformasi digital untuk mengembangkan bisnis yang lebih luas. Transformasi tersebut dilakukan langsung di induk usahanya, bukan mendirikan atau mengakuisisi bank digital baru sebagai anak usahanya. Ternyata ada alasan kuat di balik keputusan bisnis tersebut.

Direktur IT dan Operasi BNI Y.B. Hariantono mengatakan jika membuat bank digital baru dengan membuat anak usaha, bank tersebut harus mencari pelanggan dari awal. Sedangkan untuk mencari pelanggan, tidak semudah membalikan telapak tangan.

"Kami melihat banyak sekali kasus untuk membangun bank digital mulai dari nol itu menjangkau pelanggannya tidak mudah," kata Hariantono dalam acara Indonesia Data and Economic Conference 2021 yang diselenggarakan Katadata.co.id bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia, Rabu (24/3).

Beberapa bank digital baru yang terhitung sukses di mancanegara, menempelkan layanannya ke dalam ekosistem yang sudah ada, sehingga basis pelanggannya sudah ada. Akan lebih berat jika tidak memiliki ekosistem dengan membuat bank baru.

Saat ini beberapa bank melakukan upaya transformasi digital melalui anak usahanya. Seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang menegembangkan bank digital melalui anak usahanya PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO).

Begitu juga dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mengakuisisi PT Bank Royal Indonesia pada 2019 untuk dijadikan bank digital. Rencananya, bank digital tersebut siap diluncurkan pada paruh pertama 2021 ini.

Saat ini, BNI sebagai bank konvensional, memiliki basis pelanggan lebih dari 50 juta. Jika membuat bank digital baru, maka harus mencari basis pelanggan dari nol dan bersaing dengan induknya sendiri maupun pemain-pemain lainnya.

"Opsi yang lebih visible untuk bank konvensional adalah melakukan digitalisasi services. Jadi mengubah bank konvensional menjadi digital di seluruh servis," katanya.

Menurutnya, ada 3 area bank konvensional perlu melakukan transformasi. Pertama, di proses internalnya, produk-produk yang dimiliki bank tersebut diproses secara digital. Hal tersebut diperlukan agar produk tersebut lebih tepat sasaran dan dalam satu waktu (real time).

Area kedua, yang perlu digitalisasi adalah platform tempat menjual produk perbankan, seperti transformasi mobile banking menjadi platform digital banking untuk mengikuti selera nasabah. "Sesuatu yang mengikuti selera user kami dan platform yang lebih engaged dengan mereka," ujar Hariantono.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...