• Presiden Jokowi mengungkapkan masih ada 19 juta dosis vaksin di daerah-daerah yang belum digunakan.
  • Sejumlah daerah mengeluh kehabisan stok vaksin hingga program vaksinasi nasional melambat bahkan ada yang menghentikan sementara.
  • Kementerian Kesehatan merasa ketersediaan vaksin di daerah cukup, karena datanya belum diperbarui.

Program vaksinasi nasional tersendat di tengah antusiasme masyarakat yang ingin divaksin. Masalahnya, jumlah vaksin yang tersedia dirasa kurang memenuhi permintaan masyarakat di sentra-sentra vaksinasi. Pemerintah merasa stok vaksin Covid-19 yang ada masih mampu mencukupi program vaksinasi di Indonesia. Namun, sejumlah kepala daerah malah mengeluh kekurangan pasokan vaksin untuk daerahnya.

Pemerintah pusat bahkan terkesan menyalahkan pemerintah daerah yang sengaja menyimpan stok vaksin untuk vaksinasi kedua, karena takut tidak mendapatkan pasokan vaksin lagi. Saat rapat terbatas (ratas) Evaluasi PPKM Darurat pertengahan Juli lalu, Presiden Jokowi mengatakan masih ada 19 juta dosis vaksin yang ada di daerah-daerah dan belum disuntikkan kepada masyarakat.

“Beliau (Jokowi) meminta agar segera dihabiskan saja. Karena nanti akan ada dosis vaksin baru yang datang,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, usai ratas tersebut.

Padahal, saat itu sejumlah daerah mulai mengeluhkan stok vaksin yang sudah menipis di daerahnya. Bahkan sepekan setelah Jokowi mengatakan hal ini, sejumlah daerah mulai membatasi hingga menghentikan program vaksinasi karena stok vaksinnya habis.

  

Setelah bertemu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (2/8), Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah pusat mempercepat pengiriman vaksin ke Jawa Timur. Dari pertemuan ini terungkap bahwa Jawa Timur mengalami kekurangan stok vaksin karena antusias masyarakat yang tinggi untuk mengikuti program vaksinasi di Jawa Timur saat ini.

Seharusnya, pemerintah bisa merespons hal ini dengan cepat. Dia pun meminta pemerintah mempercepat proses distribusi vaksin, agar program vaksinasi tidak terhambat. Sejauh ini, distribusi vaksin dari pemerintah ke Jawa Timur datang 2-3 kali dalam sepekan sebanyak 200-400 ribu dosis. Vaksin-vaksin ini masih harus dibagikan ke kabupaten dan kota di Jawa Timur. "Jawa Timur membutuhkan minimal 4,2 juta dosis untuk menjalani vaksinasi kedua," ujar La Nyalla.

Dosis vaksin yang dikirimkan ini dinilai masih rendah dan kurang. Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, total sasaran vaksinasi sebanyak 31.826.206 orang. Hingga 2 Agustus 2021, total vaksinasi dosis pertama sudah diikuti sebanyak 7.680.846 orang atau 24,13%, sedangkan vaksinasi dosis kedua mencapai 3.264.208 orang atau 10,26%.

Tak hanya di Jawa Timur, sebagian besar daerah lain. Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, menyatakan sempat menghentikan program vaksinasi selama sepekan karena stok vaksinnya habis. Program vaksinasi baru akan kembali berjalan pekan kedua Agustus, setelah menerima 4.550 dosis vaksin pekan ini. Itu pun hanya difokuskan untuk pemberian vaksin kedua.

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pun mengaku mengalami kekurangan stok vaksin dan terpaksa harus membatasi program vaksinasi, hanya untuk pemberian vaksin kedua.

Pemerintah Kota Semarang juga sempat menghentikan vaksinasi Covid-19 untuk suntikan pertama menyusul menipisnya persediaan vaksin di Ibu Kota Jawa Tengah ini. Persediaan vaksin di Kota Semarang hanya tersisa 28.220 dosis yang hanya cukup untuk penyuntikan hingga 3 Agustus.

Berbagai sentra vaksinasi telah ditutup sementara karena keterbatasan persediaan vaksin ini. Program vaksinasi hanya dibuka di beberapa puskesmas dan itu pun hanya untuk suntikan kedua. Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mendapat pasokan vaksin dari Kementerian Kesehatan dan akan segera didistribusikan ke kabupaten dan kota provinsi tersebut.

Tak hanya program vaksinasi yang dilakukan pemerintah, pengusaha yang membantu pemerintah mempercepat program vaksinasi pun mengalami hal yang sama. Program vaksinasi bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menangah yang dilakukan Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) pun terhambat karena kurangnya pasokan vaksin.

Ketua Umum Hippindo Budiharjo Iduansjah mengatakan seharusnya mendapatkan jatah 600 ribu dosis untuk vaksinasi UMKM dan anggota-anggotanya di Pulau Jawa. Namun, hingga saat ini program vaksinasi UMKM baru menjangkau 200 ribu peserta, karena keterbatasan vaksinnya.

"Kalau stok vaksinnya belum ada, mungkin program vaksinasi kami dihentikan sementara, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Budiarjo kepada Katadata.co.id, Rabu (4/8). Dia berharap stok vaksin ini segera ada, apalagi pemerintah telah meminta PPBI memperluas program vaksinasi UMKM ke Sumatra dan Sulawesi.

  

Menjawab permasalahan ketersediaan vaksin di daerah-daerah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan penyebabnya karena data stok vaksin tidak diperbarui. Makanya, Kemenkes menganggap stok vaksin di daerah masih aman.

Menurut Nadia, saat ini masalah tersebut sudah diperbaiki. Jutaan dosis vaksin sudah dan akan didistribusikan ke daerah. "Kami sudah mendistribusikan pada pekan ketiga (Juli) itu 3 juta untuk vaksin dosis kedua dan yang pekan keempat ini ada sekitar 6 juta. Nanti kami akan kirim lagi sekitar 6 juta," kata Siti Nadia di Jakarta, Kamis (5/8).

Berdasarkan laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), total kedatangan vaksin di Indonesia hingga Selasa (3/8) berjumlah 179,4 juta dosis vaksin terdiri atas 144,7 juta dosis berbentuk bahan baku dan 34,7 juta dosis dalam bentuk vaksin jadi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement