Keselamatan Kerja di Laboratorium yang Harus Dipahami
Biologi merupakan ilmu yang dekat dengan makhluk hidup dan lingkungannya. Maka dari itu, segala kegiatan yang berhubungan dengan disiplin ilmu ini pasti berkaitan erat dengan dua objek tersebut.
Biologi juga identik dengan laboratorium. Hal tersebut nampaknya benar adanya karena sebagian besar pengamatan objek atau penelitian ilmu ini dilakukan di laboratorium.
Dalam bekerja di laboratorium, seorang peneliti tidak hanya memperhatikan metode ilmiah saja, namun juga harus memperhatikan keselamatan kerja di laboratorium. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan saat bekerja di lab.
Simbol Keselamatan Kerja di Laboratoium
Hal pertama yang harus diketahui terkait keselamatan kerja di laboratorium biologi yaitu terkait simbol keselamatan. Simbol-simbol ini biasanya ditemukan pada bahan kimia.
Tujuannya yaitu untuk menjaga peneliti atau siapa saja yang ada di lab tersebut tetap aman. Berikut ini gambar simbol bahan kimia yang harus dipahami.
Keenam simbol tersebut ada artinya masing-masing. Mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berikut penjelasan tentang simbol keselamatan kerja di laboratorium.
1. Mudah terbakar
Simbol yang pertama yaitu mudah terbakar dengan gambar api yang menyala. Beberapa bahan kimia yang bisa dilabeli dengan simbol api ini yaitu alkohol, keton, dan gas etuna.
Cara memperlakukan bahan kimia yang mudah terbakar yaitu meletakan bahan tersebut jauh dari sumber api atau logam yang bisa menghantarkan panas.
2. Mudah meledak
Bahan kimia yang mudah meledak disimbolkan dengan gambar ledakan. Bahan-bahan kimia yang masuk dalam ketagori mudah meledak yaitu anomium dikromat dan nitroselulosa.
Cara memperlakukan bahan kimia tersebut yaitu disimpan dalam kondisi basah dan hindari dari panas atau sumber api. Pastikan juga bahan tersebut tidak mengalami goncangan atau gesekan.
3. Beracun dan bersifat karsinogen
Simbol keselamatan kerja di laboratorium berikutnya ditandai dengan gambar tengkorak dan tulang. Simbol ini menginsyaratkan bahwa bahan kimia tersebut tergolong beracun dan bisa menyebabkan kanker.
Bahan kimia yang masuk kelompok ini yaitu merkuri, sianida, fenol, dan gas asam sulfida. Bahan-bahan tersebut jangan sampai terminum, terhirup, atau mengenai kulit. Pastikan juga selama di lab Anda tidak kontak langsung dengan uap bahan kimia ini.
4. Menyebabkan iritasi dan keracunan
Bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi dan keracunan biasanya ditandai dengan simbol tanda silang berwarna hitam. Bahan kimia tersebut antara lain kloroform, natrium hidroksida, butalon, uap bromin, hidrogen peroksida, dan gas klorin.
Ketika bekerja di lab dan menggunakan bahan kimia ini, pastikan uap dari bahan-bahan kimia itu tidak mengenai kulit, dan tidak tertelan atau terhirup.
5. Korosif
Bahan kimia yang bersifat korosif biasanya diberi tanda gambar tangan dan besi dengan tetesan bahan kimia. Selain bisa menimbulkan karat, bahan tersebut juga bisa menyebabkan luka jika tersentuh oleh tangan tanpa pelindung.
Cara memperlakukan bahan kimia yaitu jauhkan dari alat berbahan dasar logam yang mudah berkarat. Pastikan juga bahan tersebut tidak mengenai kulit secara langsung.
6. Radioaktif
Simbol keselamatan kerja di laboratorium selanjutnya yaitu simbol untuk bahan kimia yang bersifat radioaktif. Bahan tersebut umumnya ditandai dengan gambar berbentuk mirip kincir angin.
Beberapa jenis bahan kimia ini yaitu uranium, plutonium, thorium, dan aktinium. Bahan kimia yang bersifat radioaktif sebaiknya disimpan dalam botol tebal dan tertutup. Pastikan juga bahan ini tidak mengenai tubuh secara langsung.
Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium
Selain memahami simbol bahan kimia, bekerja di lab juga harus mengenakan alat keselamatan kerja di laboratorium. Menurut penjelasan di buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, beberapa alat keselamatan kerja yang biasa dikenakan yaitu;
1. Jas laboratorium
Jas laboratorium berfungsi sebagai pelindung tubuh dari bahan kimia yang dapat menyebabkan luka. Jas lab harus longgar dan nyaman dipakai.
2. Sarung tangan
Sarung tangan diperlukan untuk melindungi tangan dari bahan atau alat berbahaya selama bekerja di lab. Sarung tangan banyak ragamnya, tergantung dari kegunaan.
Sarung tangan dari bahan karet umumnya digunakan untuk ketika hendak mengambil bahan kimia yang bersifat korosif. Sedangkan sarung tangan yang digunakan ketika akan mengambil bahan panas, biasa tersebut dari asbes.
3. Goggles
Goggles merupakan pelindung mata dari bahan yang mudah meledak atau menguap. Pelindung mata ini juga berguna melindungi mata dari percikan air mendidih atau serpihan logam selama praktikum di laboratorium.
4. Masker
Masker digunakan untuk melindungi hidung dan mulut agar tidak menghirup atau menelan bahan kimia. Masker yang digunakan disesuaikan dengan jenis kontaminan, konsentrasi, dan batas paparan.
Umumnya masker dilengkapi dengan filter yang berguna untuk menyaring udara. Filter tersebut ada batas pemakaiannya. Ketika sudah melewati batas pemakaian, filter harus segera diganti.
Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium
Hal lain yang juga harus diperhatikan saat bekerja di lab yaitu terkait prosedur keselamatan kerjanya. Masih mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, beberapa prosedur keselamatan kerja di laboratorium antara lain;
- Mengenakan alat keselamatan kerja.
- Melepaskan perhiasan yang mudah rusak apabila terkena bahan kimia.
- Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
- Dilarang mencoba-coba mencapur zat kimia yang tersedia tanpa ada izin atau diluar buku petunjuk.
- Menggunakan alat dan bahan yang sesuai.
- Membersihkan atau membuang kotoran setelah bekerja di lab.
- Membersihkan meja kerja.
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sampai bersih,
- Matikan gas dan peralatan listrik seusai digunakan.
Alat-alat Laboratorium
Selain mengenal karakteristik bahan dan prosedur kerja, seseorang yang bekerja di lab juga perlu mengenal alat-alat yang digunakan. Pengenalan alat ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Mengutip dari onlinelearning.uhamka.ac.id, berikut ini beberapa alat laboratorium beserta dengan fungsinya.
1. Alat yang terbuat dari gelas
Karakteristik alat laboratorium yang terbuat dari gelas yaitu mudah pecah. Beberapa jenis alat yang masuk kelompok ini antara lain;
- Tabung reaksi: untuk mereaksikan zat.
- Gelas ukur: untuk mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat.
- Labu ukur: untuk menampung larutan atau zat cair dengan volume yang sesuai.
- Piper volume: untuk memindahkan larutan dalam satu ukuran volume tertentu. Umumnya bervolume 1 – 100 ml.
- Pipet ukur: untuk memindahkan larutan namun tidak seakurat pipet volume.
- Pipet mikro: untuk memindahkan larutan dengan volume 5 - 100 μL.
- Buret: untuk mengukur volume cairan yang akan dipindahkan.
- Labu erlenmeyer: untuk menampung larutan.
- Erlenmeyer buchner: untuk menampung cairan hasil filtrasi.
- Beker glas: untuk menampung larutan.
- Kuver: untuk menampung larutan yang akan diukur menggunakan spektrofotometer.
- Batang pengaduk: untuk mengaduk larutan.
- Desikator: untuk menyimpan bahan agar tetap kering.
- Pipet tetes: untuk memindahkan larutan tanpa memperhatikan jumlah volume.
- Termometer: mengukur suhu.
- Gelas arloji: untuk penguapan atau pengeringan zat terlarut.
- Cawan petri: sebagai tempat menimbang dan menyimpan bahan kimia serta tempat perbanyakan mikroorganisme dengan medium padat.
2. Alat yang terbuat dari porselin
Karakteristik alat yang terbuat dari porselin yaitu lebih berat dari alat lab lainnya. Kelompok alat dari porselin yaitu;
- Cawan poselin: untuk penguapan atau pengeringan padatan berbentuk tepaung.
- Spatula atau sendok poselin: mengaduk bahan kimia yang berbentuk tepung dan padatan.
- Mortal dan pestle: alat penumbuk.
- Corong buchner: untuk menyaring vakum.
- Plat tetes: sebagai wadah mereaksikan zat.
- Krusibel: mangkok kecil yang dilengkapi tutup dari porselin.
3. Alat yang terbuat dari logam
Karakteristik dari alat dari logam yaitu mudah berkarat. Adapun daftar alat dari logam anatara lain;
- Statif: untuk memegang buret atau gelas lain.
- Kaki tiga: untuk menyangga labu yang akan dipanaskan.
- Pembakar bunsen: untuk pembakaran dengan menggunakan bunsen.
- Tang krusibel: untuk mengambil atau membawa krusibel.
- Kawat kasa: untuk menyebarkan panas saat pembakaran.
4. Alat yang terbuat dari karet
Karateristik alat dari bahan kareta yaitu mudah meleleh saat terkena panas dan mudah menempel satu dengan lainnya. Adapun alat lab yang masuk dalam kategori ini yaitu;
- Filler: untuk menyedot larutan. Biasanya dipasang di ujung pipet.
- Prop atau tutup karet: untuk menutup botol atau labu, untuk pipa destilasi, serta penyangga corong buchner.