Investor Asing Keluar dari Saham Big Caps, IHSG Anjlok 2,12%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok 2,12% pada sesi pertama perdagangan Kamis (12/5) ke level 6.671,51.
Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi sampai dengan berakhirnya sesi pertama mencapai Rp 9,57 triliun dengan volume 14,65 miliar saham dengan frekuensi sebanyak 883.512 kali.
Sebanyak 389 saham bergerak melemah, 149 saham lainnya menguat dan 134 saham bergerak stagnan. Pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih di seluruh pasar senilai Rp 316,81 miliar. Alhasil, nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) tergerus menjadi Rp 8.987,07 triliun.
Seturut dengan pelemahan tersebut, saham-saham emiten dengan nilai kapitalisasi pasar besar di BEI (big caps) turut dilanda aksi jual oleh pelaku pasar asing. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di sesi pertama ini sudah dilepas Rp 690,4 miliar yang menyebabkan saham perbankan milik Grup Djarum ini melemah 2,94%.
Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga dilanda tekanan jual senilai Rp 339 miliar. Diikuti oleh emiten pertambangan milik Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan penjualan bersih (nett foreign sell) senilai Rp 252,8 miliar yang membuat sahamnya turun 5,14% siang ini.
Selanjutnya, investor asing juga menjual saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) senilai Rp 50,7 miliar, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai Rp 69,8 miliar hingga PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan penjualan bersih senilai Rp 53,9 miliar.
Hampir seluruh bursa saham di kawasan Asia melemah pada perdagangan Kamis ini. Indeks Nikkei, Tokyo terjerembab 1,80%. Indeks Hang Seng mengalami penurunan terdalam sebesar 2,41% diikuti pelemahan indeks Strait Times, Singapura yang terkoreksi 1,06%.
Analis PT Profindo Sekuritas, Dimas Wahyu menilai, pelaku pasar masih dibayangi kekhawatiran kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada bulan depan.
Hal ini terefleksi dari tingkat inflasi di AS pada April sebesar 8,3% yang lebih tinggi dari konsensus pasar. Meski begitu, tingkat inflasi tersebut masih lebih rendah dari Maret yang mencapai 8,5% secara tahunan. "Laju inflasi yang moderat, membuat investor menilai inflasi AS telah mencapai puncaknya pada Maret 2022 lalu," kata Dimas, Kamis (12/5).
Alhasil, bursa saham utama di AS, Wall Street anjlok dengan pelemahan terdalam terjadi di bursa Nasdaq sebesar 3,18%. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing melemah 1,0% dan 1,65% semalam.
Dengan demikian, Profindo memperkirakan, pada perdagangan hari ini IHSG akan melaju pada rentang 6.700 sampai dengan 6.900.
Senada, Analis PT Kanaka Hita Solvera, William Wibowo menuturkan, tekanan IHSG di sesi pertama perdagangan hari ini masih bersumber dari kenaikan suku bunga The Fed dan tingkat inflasi tahunan di AS.
"Walau melambat menjadi 8,3% di bulan April dari 8,5% di bulan Maret, tetapi masih lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 8,1% yang sulit untuk kembali ke masa pra-pandemi," terangnya, Kamis (12/5).
Untuk perdagangan sesi kedua, Kanaka Hita memperkirakan IHSG lebih berpeluang untuk melaju di batas bawah di area support 6.662 dan masih ada potensi breakout area di level tersebut.