Garuda Disebut Dapat Komitmen Investasi, Emirates Jadi Masuk?

Patricia Yashinta Desy Abigail
8 Februari 2023, 17:29
Garuda Disebut Dapat Komitmen Investasi, Emirates Jadi Masuk?
Garuda Indonesia
Garuda Indonesia

Emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebut telah mengantongi komitmen investasi dari maskapai penerbangan asing dari Timur Tengah. Investasi tersebut merupakan upaya penyehatan keuangan Garuda selain Penyertaan Modal Negara atau PMN senilai Rp 7,5 triliun. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan saat ini negosiasi investasi masih dalam tahap pembicaraan dengan maskapai penerbangan Timur Tengah. Arya juga belum dapat mengungkapkan terkait nama investor asing tersebut.

"Negosiasi itu kan tidak bisa terlalu terbuka, karena bisa berubah-berubah. Jadi tunggu saja," katanya saat ditemui media di kantor Kementerian BUMN, Rabu (8/2).

Di lain sisi, Arya mengatakan investasi tidak hanya terbuka dari investor asing, namun BUMN juga membuka opsi dari investor lokal guna mengembangkan Garuda ke depan. "Semua kita buka, mau lokal kalau ada yang mau masuk, silahkan, mau internasional," katanya.

Lembaga Peneliti Independen Pasar Keuangan Indonesia, Algo Research dalam akun Instagram-nya mengatakan, perusahaan aviasi dari Timur Tengah tertarik untuk berinvestasi di Garuda Indonesia karena adanya sinergi. Secara historis, layanan ibadah haji turut menyumbang 5% terhadap pendapatan perusahaan pelat merah tersebut.

Selain itu, melansir laporan Saudi Expatriates, jumlah kuota haji internasional yang diberikan kepada Indonesia adalah 100.051 jemaah, paling besar dibanding negara-negara asal jemaah internasional lainnya. Pemberian kuota besar ini terkait dengan kondisi bahwa Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim paling banyak di dunia. 

"Kami pikir kemitraan ini dapat diperkuat, jika direalisasikan, karena Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar yang pergi haji setiap tahun, sekitar 200-250 ribu orang per tahun," tulis Algo Research, dikutip Rabu (8/2).

Bahkan, dalam analisisnya, ada potensi penggabungan usaha atau merger dan akusisi (M&A) antara Garuda Indonesia dengan maskapai asal Timur Tengah. Mengenai potensi merger itu, terdapat dua skema penjualan saham emiten bersandi GIAA tersebut.

Pertama, pada skenario harga terendah (lowest case) pemerintah dapat menjual 35% saham GIAA dengan harga US$ 200 juta, dengan valuasi US$ 571 juta. Sementara, skenario harga tertinggi (high case), pemerintah menjual 10% seharga US$ 400 juta, valuasi US$ 4 miliar. Namun demikian, Algo juga mengatakan masih ada risiko tekanan jual dari investor obligasi konversi.

Secara terpisah, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan sudah berbicara dengan perusahaan penerbangan di Timur Tengah. Namun, pembicaraan tersebut belum sampai pada tahapan penentuan nilai investasi. Kartika juga berharap akan ada kelanjutan informasi mengenai proyeksi nilai investasi pada Maret 2023.

"Ada beberapa perusahaan penerbangan yang sudah bicara dengan kami. Ditargetkan setidaknya US$ 300 juta sampai US$ 400," kata Tiko kepada wartawan di Fairmont Hotel, Rabu (1/2).

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait