Merugi Imbas Larangan Ekspor, Petani Harap Bisa Produksi Migor Sendiri

Andi M. Arief
17 Mei 2022, 14:30
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) melakukan aksi unjuk rasa di wilayah Patung Kuda, Jakarta, Selasa, (17/5/2022). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah untuk mencabut larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang diduga menyebabkan
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) melakukan aksi unjuk rasa di wilayah Patung Kuda, Jakarta, Selasa, (17/5/2022). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah untuk mencabut larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang diduga menyebabkan anjloknya harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit dan mengakibatkan perekonomian rumah tangga petani sawit se-Indonesia menjadi sangat tertekan.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) meminta agar pemerintah menerapkan kebijakan khusus bagi petani agar bisa mendirikan perusahaan kelapa sawit (PKS). Dengan demikian, petani bisa mengolah kelapa sawit menjadi minyak goreng (migor) dan memasok kebutuhan dalam negeri.

Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung mengatakan, petani paling banyak menanggung kerugian akibat larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya. Sebab, larangan tersebut menyebabkan perusahaan kelapa sawit enggan menyerap buah tandan segara (BTS) sawit hasil panen petani.

Dia berharap petani bisa memproduksi sendiri BTS sawit yang dia panen menjadi minyak goreng. Namun,pemerintah menetapkan syarat menjadi PKS yang sulit dijangkau petani.

"Saya pikir, nggak bisa disamakan regulasinya dengan korporasi. Jadi, harus dikasih regulasi khusus petani sawit," kata Gulat di Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (17/5). 

PKS adalah entitas yang menyerap tandan buah segar (TBS) untuk diubah menjadi minyak sawit mentah (CPO). Syarat untuk mendirikan PKS adalah memiliki lahan minimal 3.000 hektar dan memiliki mitra pekebun. 

"Kami punya kebun, cuma terpencar,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...