Nelayan Menjerit Sulit Melaut Imbas Solar Langka dan Mahal

Tia Dwitiani Komalasari
5 Agustus 2022, 18:09
Nelayan menyandarkan kapal di dermaga perikanan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/6/2022). Ratusan kapal nelayan besar di daerah tersebut tidak melaut sejak sebulan terakhir akibat terimbas kenaikan harga BBM jenis solar industri yang mencapai R
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.
Nelayan menyandarkan kapal di dermaga perikanan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/6/2022). Ratusan kapal nelayan besar di daerah tersebut tidak melaut sejak sebulan terakhir akibat terimbas kenaikan harga BBM jenis solar industri yang mencapai Rp16.900 per liter.

Pemerintah dinilai belum menemukan solusi konkrit atas kelangkaan BBM solar untuk nelayan yang terjadi hampir dua bulan ini. Akibatnya, banyak nelayan dan pemilik kapal di sejumlah daerah yang kesulitan melaut untuk menangkap ikan.

Manager National Fishers Center, Destructive Fishing Indonesia,  Imam Trihatmadja, mengatakan bahwa nelayan dan pemilik kapal dari sejumlah daerah masih melaporkan mahal dan langkanya BBM jenis solar. Dia mengatakan, pengaduan tersebut misalnya dari nelayan di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku; dan Bitung, Sulawesi Utara.

Harga solar di Dobo minggu ini telah mencapai Rp 19.500, naik dari harga normal Rp 11.000. Sementara di kota Bitung, harga solar bersubsidi telah naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 8.500. Imam mengatakan bahwa BBM bersubidi untuk nelayan di kota Bitung sangat tidak mencukupi.

“Rata-rata tanggal 15 setiap bulan, BBM subsidi untuk nelayan sudah habis dan mereka akhirnya membeli BBM non subsidi” kata Imam melalui keterangan tertulis, Jumat (5/8).

Imam menyayangkan kelambanan pemerintah menyikapi permasalahan nelayan dan pemilik kapal atas kelangkaan BBM. Padahal urusan BBM nelayan setidaknya ditangani oleh tiga kementerian yaitu Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kementerian ESDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, ditambah Pertamina.

 “Sepertinya para Menteri bidang koordinasi kemaritiman sibuk dengan agenda G20 dan melupakan penderitaan nelayan yang kesulitan BBM” kata Imam.

Dia meminta presiden Jokowi turun tangan dengan menegur para Menteri yang lamban menyelesaikan masalah BBM nelayan. “Mungkin para Menteri harus menunggu perintah Presiden, padahal nelayan dan pelaku usaha telah lama menjerit atas masalah BBM” kata Imam.

Kurangi Volume Melaut

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...