Hotel di Bali Penuh Jelang KTT G20
Okupansi hotel melonjak jelang penyelenggaraan KTT G20. Khusus di Kabupaten Badung, hotel-hotel penuh sehingga tidak ada kamar kosong.
"Saya kira sudah tidak ada kamar kosong di area ITDC, Tanjung Benoa, Jimbaran penuh, saya sendiri membantu teman-teman kementerian mencarikan kamar. Di Sanur keterisian kamar rata-rata 60-70 persen, di luar itu seperti Ubud, Karangasem 60-65 persen," kata Ketua Bali Tourism Board Ida Bagus Agung Partha Adnyana di Kabupaten Badung, Jumat (4/11)
Ida BAgus Agung megatakan, keterisian hotel terlihat sejak Oktober 2022 dimana para wisatawan yang datang ke Pulau Dewata dan menginap di kawasan Nusa Dua berpindah lokasi karena hotel-hotel digunakan untuk kegiatan G20.
"Wisatawan yang tadinya menginap di Nusa Dua, tapi karena ada KTT G20 dari satu bulan lalu sudah pindah ke Sanur, Kuta, dan Jimbaran," ujarnya.
Meskipun okupansi hotel tinggi, tetapi Bagus Agung memastikan Bali masih memiliki ketersediaan kamar sekitar 60 ribu hingga 70 ribu dengan harga yang mengikuti permintaan dan ditentukan oleh pemilik hotel.
Serap tenaga kerja yang dirumahkan
Staf Ahli Bidang Pemanfaatan Sumber Daya kemaritiman Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemenko PMK, Nyoman Shuida, mengatakan bahwa okupansi hotel di Bali melonjak dari hanya 20% menjadi 70% sejak rangkaian kegiatan G20 berlangsung.
"Serapan tenaga kerja di sektor pariwisata, khususnya hotel, sudah mencapai sekitar 80% terhadap para pekerja yang saat masa pandemi dirumahkan," ujarnya.
Dia mengatakan, jumlah wisatawan mancanegara bertambah hingga 1,8 juta – 3,6 juta orang. Semenyata lapangan kerja baru mencapai hingga 700 ribu baik di sektor pariwisata, kuliner, fesyen, dan kriya.
"G20 harus membawa manfaat maksimal kepada masyarakat Indonesia khususnya dalam penguatan ekonomi pasca pandemi ini," ujar Nyoman.
Nyoman menuturkan, capaian ini masih harus tetap dipantau dan dijaga kestabilannya pasca G20. Hal itu mengingat masih adanya kondisi krisis global seperti inflasi, krisis pangan, energi, dan lain-lain yang juga berdampak terhadap Indonesia.
Good News from Indonesia (GNFI) bersama Lembaga survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) merilis hasil survei salah satunya terakit persepsi anak muda terhadap dampak penyelenggaran Group of Twenty alias G20.
Hasilnya, mayoritas atau 65,5% responden menyatakan bahwa prsidensi G20 di Indonesia tahun ini akan bermanfaat bagi ekonomi Indonesia, khususnya generasi muda.