Marak PHK Industri Tekstil, Bahlil: Investasinya Menurun
Industri tekstil mengalami badai permintaan hubungan kerja atau PHK akibat menurunnya permintaan ekspor. Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa investasi di sektor industri tekstil saat ini memang terjadi penurunan.
"Terjadi penurunan investasi tekstil, tapi masih dalam tahap toleransi," ujar Bahlil di Nusa Dua, Kabupaten Bandung, Bali, Senin (14/11).
Bahlil mengatakan, maraknya PHK pabrik tekstil di sejumlah tempat bisa juga disebabkan karena relokasi ke provinsi lain yang memiliki upah kerja lebih murah. Pasalnya, Kementerian Investasi saat ini juga menerima pembukaan pabrik tekstil baru di sejumlah provinsi.
"PHK padat karya saya lagi bingung. Ada beberapa yang pabriknya ditutup di Jabar, tapi perusahaan yang sama izin buka pabrik di Jateng, " ujarnya.
Dia mengatakan, sektor padat karya merupakan industri dengan biaya operasi yang tinggi. Kondisi itu menyebabkan industri beradaptasi untuk mencari wilayah lain dengan upah tenaga keja murah untuk menekan biaya produksi.
Penurun ekspor
Sementara itu Wakil Ketua Kamar Dagang Industri Bidang Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, mengatakan bahwa pemutusan hubungan kerja marak terjadi meskipun ekonomi RI sedang tumbuh di atas 5%. Menurut Sarman, hal itu disebabkan karena penurunan permintaan ekspor dari sektor padat karya.
Dia mengatakan, sektor padat karya saat ini sulit mendapatkan permintaan dari negara eropa yang sedang mengalami krisis
"Sektor padat karya kita sangat bergantung pada buyer luar negeri. Kalau tidak ada buyer, tidak jalan," ujarnya.
Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), kinerja industri tekstil telah turun hingga 30% sejak September 2022 lalu. Ketua Umum API, Jemmy Kartiwa Sastraatmadja, mengatakan bahwa sebagian karyawan industri TPT telah dirumahkan. Hal ini terjadi pada satu pabrik yang berada di Jawa Barat.
"Industri tekstil sekarang sudah di tahap tidak aman, karena sudah ada pengurangan pegawai. Sinyal buruknya sudah ada. Sudah berlangsung pengurangannya, tanda-tandanya dari bulan September merambatnya," ujar Jemmy dikutip dari Katadata.co.id, pada Rabu (26/10).
Berikut 10 negara tujuan ekspor pakaian jadi terbesar RI pada 2021 seperti tertera dalam grafik.