Kurangi Impor Bahan Baku, Industri Farmasi Butuh Bioteknologi

Dimas Jarot Bayu
22 Februari 2018, 20:08
Pameran Produk Farmasi
Arief Kamaluddin | Katadata
Pameran produk farmasi.

Pengembangan industri farmasi di Indonesia masih terkendala oleh pasokan bahan baku. Sebanyak 90% bahan baku farmasi berasal dari impor, terutama dari India dan Tiongkok.

Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Togi Junice Hutadjulu mengatakan, minimnya pasokan bahan baku dalam negeri karena Indonesia belum memiliki industri kimia dasar yang berfokus membuat molekul obat. Saat ini, industri kimia dasar di Tanah Air memprioritaskan hasil produksinya untuk produk hilir lain semisal cat dan kosmetik.

"Ada pabrik di Serang, namun semua bahan baku terserap untuk produk cat dan sebagainya," kata Togi dalam diskusi Katadata Forum dengan tema Bioteknologi, Terobosan Baru Kurangi Ketergantungan Bahan Baku Impor, Kamis (22/2).

(Baca juga: Pemerintah Dorong Penerapan Paten Bahan Baku Farmasi)

Untuk menghindari ketergantungan impor bahan baku tersebut, Togi menilai diperlukan adanya pengembangan bioteknologi untuk obat biologi di Indonesia. Sebab, bioteknologi dianggap dapat menjadi alternatif bahan baku obat yang lebih murah.

"Oleh sebab itu kami sedang berpikir bagaimana bioteknologi ini bisa dikembangkan. Kalau ditanya prioritas mana yang paling visible? antara lain bioteknologi itu," kata Togi.

Direktur Corporate Business Development PT Kalbe Farma Tbk Sie Djohan menambahkan, penggunaan bioteknologi dalam industri farmasi sebenarnya mudah dilakukan. Ini karena di Indonesia bahan baku untuk pengembangan bioteknologi lebih mudah didapatkan ketimbang bahan baku obat kimia.

Selain itu, pendirian pabrik bahan baku bioteknologi juga dianggap dapat menghasilkan devisa negara karena olahannya dapat diekspor. Menurut Djohan, Indonesia dapat melakukan penghematan hingga 90% dari total devisa yang dikeluarkan untuk impor bahan baku obat.

"Kalau impor penghematan devisa itu paling 10%. Kalau dengan bioteknologi itu penghematan bisa 90%," kata Djohan.

(Baca juga: Cegah Kartel Obat, Kementerian Kesehatan Gandeng KPPU)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...