Harga BBM Bakal Naik, Pemerintah Guyur Operasi Telur Murah di Jakarta
Menjelang rencana kenaikan harga BBM, Badan Pangan Nasional atau Bapanas menggelar operasi pasar untuk mengintervensi harga telur di kawasan DKI Jakarta. Operasi pasar untuk menekan harga telur yang menyentuh rekor tertinggi.
Bapanas menggelar operasi pasar di lima titik yakni Pasar Minggu, Pasar Cijantung, Pasar Inpres Bata Putih Kebayoran Lama, Pasar Kebayoran Lama, dan Pasar Sayur Cipulir. Di tiap pasar, sebanyak 25 ton telur diturunkan dengan harga jual di konsumen senilai Rp 27.000 per kilogram (Kg).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan memilih Jakarta karena kawasan ini berkontribusi kepada inflasi nasional mencapai 27%. Arief menciptakan rantai pasok tertutup antara daerah produksi telur dan perusahaan daerah milik Jakarta untuk menekan harga telur di tingkat konsumen.
"Kami memulai operasi pasar untuk mengintervensi harga telur ayam sejak kemarin. Sebanyak 10 truk setiap hari atau kurang lebih 5% dari kebutuhan DKI Jakarta dikirimkan pada operasi pasar ini," kata Arief di Pasar Minggu, Jumat (2/9).
Telur ayam ras yang dipasok melalui operasi pasar tersebut berasal dari Jawa Tengah, tepatnya dari Koperasi Unggas Sejahtera Kendal dan Koperasi Putera Blitar. Telur tersebut akan disalurkan ke pasar-pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya.
Arief mengatakan Bapanas akan mensubsidi biaya logistik pada operasi pasar kali ini. Dengan demikian, pedagang pasar di Ibu Kota dapat menyerap telur ayam seharga Rp 25.000 per Kg dan menjualnya ke konsumen senilai Rp 27.000 per Kg.
Berdasarkan data Bapanas, harga telur ayam ras di DKI Jakarta pada hari ini adalah Rp 30.590 per Kg, sedangkan rata-rata nasional harga telur ayam ras nasional mencapai Rp 29.900 per Kg. Sehingga, harga telur ayam dari operasi pasar lebih murah hingga Rp 3.590 per Kg dari rata-rata harga telur di Ibu Kota.
Arief mengatakan pemerintah daerah dapat mensubsidi biaya logistik telur tersebut pada masa depan. Alasannya, Kementerian Keuangan menjelaskan pemerintah daerah dapat menggunakan 2% dari dana alokasi umum (DAU) daerah untuk menekan inflasi, dalam hal ini inflasi dari harga telur ayam ras.
Arief mengatakan langkah tersebut penting untuk mengendalikan inflasi nasional agar tidak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Pada akhir semester I-2022, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,44%, sedangkan inflasi nasional adalah 4,94%.
Arief berencana akan memperluas wilayah operasi pasar kali ini ke bagian timur Indonesia. "Karena Maluku dan Papua adalah wilayah merah atau memiliki harga telur ayam ras tertinggi dan harus mulai dikerjakan penurunan harganya," kata Arief.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia(IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan harga telur ayam di Jakarta telah mencapai Rp 31.000 per Kg. Mansyuri menghitung harga telur ayam dapat turun menjadi Rp 29.000 per Kg dengan pencampuran stok telur ayam yang lama dan hasil operasi pasar hari ini.
Oleh karena itu, Mansyuri mengimbau pedagang pasar tradisional agar menghabiskan stik telur pada hari ini agar harga jual ke konsumen dapat mencapai Rp 27.000 per Kg. "Kami minta dengan barang yang sudah kami pasok itu harga sudah mulai turun, artinya minggu depan harusnya harga telur ayam sudah mulai turun," kata Mansyuri.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik atau BPS menyatakan kenaikan harga beras dan telur ayam harus diperhatikan lantaran memiliki kontribusi besar terhadap inflasi. Harga beras memiliki kontribusi sebesar 0,016% terhadap inflasi, sementara itu harga ayam ras berkontribusi hingga 0,022%.