Jokowi Perintahkan Investigasi Obat Sirop Penyebab Gagal Ginjal Akut
Presiden Joko Widodo menginstruksikan para menteri di kabinet memberi perhatian khusus kepada penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal atau GGAPA. Sebanyak 245 anak sakit gagal ginjal dan 141 orang meninggal setelah mengkonsumsi obat sirop yang mengandung racun Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DG).
Presiden Jokowi telah meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menghentikan penjualan seluruh obat yang diduga menyebabkan gangguan ginjal akut. Dia juga memerintahkan investigasi secara menyeluruh.
"Dihentikan terlebih dahulu menunggu investigasi secara menyeluruh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan pada seluruh obat sirop yang menggunakan bahan baku pelarut. Dilakukan secara terbuka, transparan, tetapi juga hati-hati dan objektif," kata Presiden Jokowi di Istana Bogor seperti dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Senin (24/10).
Jokowi juga telah mengarahkan BPOM untuk menarik dan menghentikan peredaran obat sirop yang terbukti mengandung bahan penyebab gangguan ginjal akut. Presiden juga menyarankan agar nama obat yang ditarik dan dihentikan tersebut diumumkan secara luas.
Selain bahan kimia, Jokowi meminta Kementerian Kesehatan untuk memeriksa potensi sumber penyakit gangguan ginjal akut dari sumber lain. Menurutnya, semua faktor risiko harus dijelajahi agar dapat lebih pasti.
Oleh karena itu, Kepala Negara menyarankan Kemenkes untuk menggunakan laboratorium seluler dalam menginvestigasi ginjal pasien gangguan ginjal akut.
Pelayanan kesehatan terhadap pasien gagal ginjal pun akan ditanggung pemerintah. Presiden Widodo memberikan penekanan khusus terkait ketersediaan obat gangguan ginjal akut di dalam negeri.
"Saya minta diberikan pengobatan gratis kepada pasien-pasien yang dirawat. Ini penting sekali," kata Kepala Negara.
Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau GGAP bertambah menjadi 245 orang yang tersebar di 26 provinsi. Hingga saat ini, sebanyak 141 pasien meninggal dunia akibat gagal ginjal akut.
Artinya, jumlah anak yang meninggal bertambah 11 orang selama akhir pekan. Kemenkes menyebut kasus ginjal akut disebabkan obat sirop terpapar racun etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Jumlah kasus gangguan ginjal akut bertambah empat orang di empat provinsi baru. Sebanyak 80% dari total kasus berasal dari delapan provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Aceh, Jawa Timur, Sumatra Barat, Bali, Banten, dan Sumatra Utara.
Kemenkes mencatat sebanyak 36 vial obat gangguan ginjal akut akan tiba di dalam negeri malam ini. Secara rinci, 20 vial datang dari Singapura dan 16 vial dari Australia sedang dalam perjalanan.
Namun jumlah itu tak cukup untuk pasien gangguan ginjal akut yang mencapai 66 orang. Oleh karena itu, pemerintah juga sedang membeli dari Amerika Serikat dan Jepang.
"Dari Jepang ada sekitar 2.000 vial. Sekarang yang ada di rumah sakit sekitar 200-500 vial," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Istana Bogor dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Senin (24/10).
Obat yang bernama Fomepizol itu untuk mengobati keracunan etilen glikol. Budi menjelaskan pemilihan Fomepizol adalah tingkat efikasinya yang tinggi dibandingkan obat lainnya menurut para ahli Farmakologi di dalam negeri.