Amunisi Grup Bakrie Membangkitkan Harga Sahamnya dari Level Rp 50

Image title
19 Maret 2021, 15:44
saham Bakrie, harga gocap,
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bakrie & Brothers di Jakarta Pusat (26/7).

Beberapa saham Grup Bakrie bangkit dari posisi harga terendah di bursa yakni Rp 50 per saham. Bangkitnya saham-saham Grup Bakrie tersebut setelah beberapa perusahaan melakukan restrukturisasi utang.

Saham Grup Bakrie yang bangkit dari harga Rp 50 baru-baru ini adalah PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Harganya sempat menyentuh Rp 78 per saham pada 17 Maret 2021, atau naik 56% hanya dalam empat hari perdagangan saja. Meski dua hari setelahnya mengalami penurunan secara kumulatif sebesar 12,8% di Rp 68 per saham pada 19 Maret 2021.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan saham VIVA baik karena pelaku pasar menyambut restrukturisasi utang. Adapun perusahaan bergerak di bidang energi dan perkebunan terkerek sentimen harga komoditas. "Penyebab lain bangkitnya saham Bakrie karena kenaikan harga komoditas dunia," kata Nafan kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas juga menilai, rencana pelunasan utang beberapa emiten Grup Bakrie menjadi sentimen positif yang diapresiasi oleh pelaku pasar. "Karena adanya potensi efisiensi interest expense perusahaan," ujarnya kepada Katadata.co.id.

Meski harganya mulai bangkit, baik Nafan maupun Sukarno, tidak memberikan rekomendasi untuk pelaku pasar melakukan investasi pada saham-saham tersebut. Sukarno mengatakan, pelaku pasar direkomendasikan hanya beli secara spekulasi saja untuk saat ini.

Kenaikan harga saham VIVA terkait upaya perusahaan melakukan restrukturisasi utangnya dengan melakukan penjualan 39% saham saham PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), perusahaan induk stasiun televisi ANTV senilai US$ 171,8 juta atau setara dengan Rp 2,43 triliun atau Rp 158 per saham.

Besaran saham yang dilepas emiten media Grup Bakrie ini setara dengan 15,29 miliar unit saham kepada Reliance Capital International Limited (RCIL). Ini merupakan pihak yang disetujui kreditur untuk melaksanakan jual-beli saham tersebut.

Presiden Direktur VIVA Anindya Novyan Bakrie mengatakan transaksi dilakukan dengan cash settlement. Setelah transaksi ini, utang perusahaan menjadi lunas, dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai harga penjualan minimal saham objek.

"VIVA akan menjadi perseroan bebas utang atau debt free company, targetnya selesai pada Maret 2021," kata putra pertama pebisnis dan politikus Aburizal Bakrie tersebut dalam acara konferensi pers, 15 Maret 2021.

Saham Grup Bakrie yang mulai bangkit adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), bergerak dari harga saham gocap sejak 23 November 2020. Secara kumulatif, harganya mengalami kenaikan hingga 28% menyentuh harga Rp 64 per saham hingga perdagangan 19 Maret 2021.

Saham ini sempat memuncak pada 18 Januari 2021 dengan menyentuh harga Rp 130 per saham, kemudian terjun bebas. Pada 4 Februari 2021 harganya menjadi Rp 56 per saham atau turun 57% dari harga tertinggi.

Bergeraknya harga saham BUMI sejalan dengan rencana pemerintah menerbitkan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), menyusul akan habisnya masa Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) milik PT Arutmin Indonesia pada 1 November 2020, anak usaha BUMI.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...