Defisit Transaksi Berjalan 2015 Mengecil 2,06 Persen dari PDB

Yura Syahrul
12 Februari 2016, 18:42
rupiah dolar arief.jpg
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA - Seperti sudah diperkirakan sebelumnya, total nilai defisit transaksi berjalan sepanjang 2015 jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mencatat, defisit transaksi berjalan tahun lalu sebesar US$ 17,8 miliar atau 2,06 persen dari produk domestik bruto (PDB). Nilainya menyusut 35,4 persen dibandingkan tahun 2014 yang sebesar US$ 27,5 miliar atau 3,09 persen dari PDB.  

Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat menyatakan, mengecilnya defisit transaksi berjalan didukung oleh penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor. Selain itu, kinerja neraca jasa dan neraca pendapatan membaik. Penurunan impor diakibatkan melemahnya permintaan domestik lantaran perlambatan pertumbuhan ekonomi 2015.

Sekadar informasi, transaksi berjalan menunjukkan aktivitas ekspor-impor barang dan jasa dari suatu negara. Jika nilainya defisit atau minus berarti negara tersebut mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada mengekspor.

(Baca: BI Perkirakan Defisit Transaksi Berjalan 2015 Menciut 36 Persen)

Meski begitu, menciutnya defisit transaksi berjalan masih belum mampu mendongrak neraca pembayaran Indonesia sepanjang 2015. Neraca pembayaran merupakan statistik yang mencatat transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dengan penduduk negara lain pada periode tertentu. Pada tahun lalu, neraca pembayaran Indonesia defisit US$ 1,1 miliar, setelah tahun sebelumnya mencatat surplus US$ 15,2 miliar. Penyebabnya, penurunan surplus transaksi modal dan finansial tidak dapat sepenuhnya membiayai defisit transaksi berjalan.

Surplus transaksi modal dan finansial tahun lalu sebesar US$ 17,1 miliar, atau turun dari tahun sebelumnya yang surplus US$ 45 miliar. Penyebabnya, penurunan aliran masuk modal investasi langsung dan kebutuhan pendanaan korporasi melalui pinjaman luar negeri. Selain itu, penurunan signifikan aliran masuk modal portofolio asing dan investasi lainnya. Penurunan aliran masuk modal portofolio asing yang cukup signifikan disebabkan oleh tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.

(Baca: IMF Menilai Kinerja Ekonomi Indonesia Tahun Ini Memuaskan)

“Meskipun ketidakpastian di pasar keuangan global sudah mereda pada kuartal IV 2015,” kata Arbonas dalam siaran pers BI, Jumat (12/2). Jika selama tiga kuartal pertama 2015 surplus transaksi modal dan finansial cuma US$ 7,58 miliar, maka pada kuartal IV-2015 mencapai US$ 9,5 miliar. Karena itu, neraca pembayaran pada kuartal terakhir tahun lalu surplus US$ 5,1 miliar setelah selama dua kuartal sebelumnya selalu defisit.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...