Defisit Transaksi Berjalan 2015 Mengecil 2,06 Persen dari PDB

Yura Syahrul
12 Februari 2016, 18:42
rupiah dolar arief.jpg
Arief Kamaludin|KATADATA

Tahun ini, Arbonas menyatakan, BI akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko perlambatan ekonomi Cina. Selain itu, terus menurunnya harga komoditas dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan.

Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy mengakui, perlambatan ekonomi Cina masih akan menghantui pasar keuangan global. Kondisi ini mempengaruhi aliran modal masuk ke Indonesia. Jika perlambatan ekonomi Cina melebihi ekspektasi pasar, maka bakal menimbulkan gejolak yang lebih besar.

Namun, dia memperkirakan transaksi modal dan finansial tahun ini akan positif sehingga neraca pembayaran bisa kembali surplus. Ada empat faktor yang mendukung perkiraannya tersebut.

Pertama, membaiknya ekonomi dalam negeri. Kedua, arah kebijakan pemerintah yang mendorong iklim investasi. Salah satunya, membuka 35 bidang usaha untuk investasi asing sepenuhnya. Dengan begitu, dapat meningkatkan investasi langsung asing dan membuka lapangan usaha.

(Baca: Asing Jual Saham dan SUN, Defisit Neraca Pembayaran Terendah Sejak Awal 2013)

Ketiga, kebijakan pengampunan pajak alias tax amnesty diyakini akan membawa aset dari luar negeri kembali masuk ke Indonesia. Karena pada pertengahan tahun lalu banyak yang menempatkan asetnya di luar negeri sehingga mempengaruhi transaksi modal dan finansial secara keseluruhan. Keempat, sentimen positif investor terhadap upaya pemerintah menggenjot impor dan belanja pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Karena itulah, meski neraca pembayaran akan surplus, Leo memperkirakan defisit transaksi berjalan pada tahun ini akan membesar menjadi 2,4 persen dari PDB. Peningkatan impor, terutama impor barang modal, untuk mendukung belanja modal dan proyek pembangunan pemerintah bakal mengerek defisit transaksi berjalan.

Namun, di mata investor, melebarnya defisit transaksi berjualan untuk impor barang modal adalah positif. “Kalau investor melihat alasannya baik, positif buat inflow. Apalagi, dalam kondisi global sekarang untuk mencari negara yang memiliki pertumbuhan yang oke, jarang,” katanya kepada Katadata.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...