Dorong Energi Baru, ADB Beri Pinjaman US$ 5 Miliar ke Kementerian ESDM
KATADATA - Bank Pembangunan Asia atau Asia Development Bank (ADB) akan mengucurkan pinjaman sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pinjaman tersebut dalam rangka mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Country Director ADB Steven R. Tabor mengatakan, pinjaman ini akan dikucurkan secara bertahap mulai tahun depan berkisar US$ 500 juta sampai US$ 1 miliar saban tahun hingga 2019 mendatang. “Ini pinjaman konvensional dalam jangka panjang dengan tingkat bunga dan grace period (waktu tenggang pembayaran cicilan utang) yang sangat baik,” katanya sesuai penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian ESDM dengan ADB untuk pengembangan pusat riset dan teknologi bersih di Indonesia, Jakarta, Kamis (8/10).
Menurut dia, pinjaman tersebut diberikan untuk mendukung program pemerintah Indonesia mengembangkan energi bersih melalui sejumlah proyek. Pertama, proyek-proyek PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memperbaiki sistem transmisi dan distribusi secara menyeluruh. Hal ini sebagai salah satu cara untuk mendukung perbaikan stabilitas dan keamanan transmisi di Indonesia.
Kedua, pinjaman tersebut untuk mendukung proyek energi bersih, seperti proyek untuk gas di bagian timur Indonesia. Ketiga, proyek pembangkit listrik hydro power. "Itu proyek-proyek yang paling besar dari sisi pinjaman ADB," kata Tabor.
Selain itu, ADB akan mendukung beberapa perubahan kebijakan pemerintah yang terkait dengan sektor energi terbarukan. Antara lain kebijakan untuk energi panas bumi, tenaga matahari, dan tenaga hidro. Jadi, pemerintah harus membikin kebijakan yang dapat menarik investasi.
Di tempat yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Sudirman Said berharap pinjaman tersebut bisa dipakai untuk mengembangkan energi baru terbarukan. "Kami nanti akan merespons dengan program yang baik. Harapannya begitu besar pada Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam energi bersih dan energi terbarukan," katanya.
Salah satu bagian dari komitmen pinjaman tersebut adalah mendukung pengembangan pusat riset dan teknologi energi bersih yang berlokasi di Bali. "Bayangkan di Bali tiga tahun lagi, akan menjadi pulau yang mayoritas jaringan energinya merupakan energi besih. Pemilihan Bali karena ukurannya besar, dan didatangi dari seluruh dunia, maka akan menjadi etalase Indonesia dalam mengelola energi ke depan," kata Sudirman.