Iran Berencana Bangun Kilang di Situbondo
KATADATA - Pemerintah memanfaatkan agenda kosong di sela Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Iran. Pertemuan ini dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Iran yang diwakili Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif.
Usai pertemuan tersebut, Jokowi menjelaskan kepada wartawan bahwa Indonesia dan Iran ingin menjalin kerjasama investasi. Indonesia akan berinvestasi di Iran untuk bidang-bidang yang berkaitan dengan minyak dan gas, serta pupuk. “Iran akan berinvetasi ke Indonesia di bidang pembangkit listrik, baik yang mikrohidro maupun yang angin. Karena mereka memiliki teknologi untuk itu,” kata Jokowi kepada wartawan usai pertemuan tersebut di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (7/3).
Pemerintah juga mendorong realisasi kesepakatan kedua negara di bidang energi dan migas. Salah satunya rencana Iran untuk membangun kilang minyak di Indonesia. “Rencananya mereka (Iran) bangun kilang di Situbondo (Jawa Timur),” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. (Baca: Sanksi Dicabut, Pemerintah Jalin Kerja sama Energi dengan Iran)
Sebagai informasi, pada 11 Februari 2014, perusahaan minyak Iran, Nakhle Barani Pardis telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Kreasindo Indonesia. Ini merupakan kerja sama pembangunan kilang minyak berkapasitas 300 ribu barel di Indonesia senilai US$ 3 miliar. Iran akan memasok minyak mentah untuk kilang tersebut selama 20 tahun.
Kreasindo Resources telah mendapatkan izin dari BKPM untuk investasi pembangunan kilang minyak di Situbondo, Jawa Timur. Perusahaan ini juga punya rencana membangun kilang di dua lokasi yang lain, salah satunya di Indramayu, Jawa Barat. (Baca: Pemerintah Bahas Lima Peluang Investasi Migas dengan Iran)
Dia mengatakan selain investasi kilang, Indonesia juga akan mendapat pasokan LPG (Liquefied Petroleum Gas / LPG) dan minyak mentah (crude) dari Iran. Harga minyak dan LPG yang ditawarkan negara tersebut lebih murah harga yang didapat Indonesia selama ini. Namun, Sudirman tidak menyebutkan berapa besar persentase harganya.
Salah satu perusahaan Iran, yakni Mapna, juga akan berinvestasi di Indonesia untuk membangun industri sektor kelistrikan. Mapna akan bekerjasama dengan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Pindad (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). (Baca: Iran Tawarkan 29 Blok Minyak ke Indonesia)
Dua pekan lalu Kementerian ESDM juga bertemu dengan perwakilan Iran di Bogor. Iran membawa lima perusahaan untuk bertemu dengan dua BUMN migas, PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas negara (Persero) Tbk. Dalam pertemuan ini, Iran menawarkan 29 blok migas di negaranya untuk bisa digarap oleh Indonesia. “Kami berharap bisa dapat, ini lapangan konvensional,” kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja.