Penurunan Cost Recovery Jadi Momentum Perbaiki Biaya Operasi Migas

Anggita Rezki Amelia
20 Juni 2016, 14:02
BP
Arief Kamaludin|KATADATA

BP Indonesia menilai penurunan anggaran cost recovery atau pengembalian biaya operasi migas akan membuat pelaku usaha berbenah. Penurunan cost recovery dalam anggaran perubahan tahun ini menjadi momentum bagi kontraktor migas asal Inggris ini mengatur biaya operasi untuk kelangsungan usahanya.

Country Head BP Indonesia Dharmawan Samsu mengatakan penurunan cost recovery merupakan keinginan dari kontraktor migas. Semua kontraktor migas pasti ingin biaya yang dikeluarkannya berkurang, meski nantinya akan diganti oleh pemerintah melalui cost recovery.

Para kontraktor migas akan berupaya mengurangi biaya, sebagai imbas dari rendahnya harga minyak dunia. "Harga minyak dunia yang tadinya US$ 100 per barel, turun ke US$ 50 per barel, berarti kan 50 persen. Artinya cost (biaya) kami turun 50 persen," kata dia kepada Katadata pekan lalu. (Baca: Tekan Defisit, DPR Pangkas Dana Cost Recovery Migas 30 Persen)

Meski demikian dia menjelaskan bahwa cost recovery dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan sektor migas. Biar bagaimanapun penerimaan migas yang didapat pemerintah dari sektor migas pasti lebih besar dari cost recovery yang dibayarkan kepada kontraktor.

Sementara itu Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan cost recovery berpengaruh pada jumlah volume migas yang produksi kontraktor. Penurunan anggaran cost recovery akan membuat produksi migas berkurang.

Dengan menurunnya anggaran ini, kontraktor juga akan menyesuaikannya dengan pengeluaran mereka melalui revisi rencana kerja dan anggaran (WP&B) tahun ini. "Sekarang kami sedang revisi anggaran dan belum selesai pembahasannya," ujarnya. (Baca: Asumsi Minyak US$ 40, Penerimaan Negara Tambah Rp 3,3 Triliun)

Wakil Kepala SKK Migas M.I Zikrullah mengatakan penurunan anggaran cost recovery secara otomatis berdampak pada pengurangan kegiatan eksplorasi migas. Padahal eksplorasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas. Apalagi Indonesia saat ini sedang defisit produksi migas untuk mencukupi kebutuhan nasional.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...