Faisal Basri Tuding Kementerian BUMN Sumber Masalah di Pertamina

Miftah Ardhian
6 Februari 2017, 17:23
Faisal Basri KATADATA|Agung Samosir
Faisal Basri KATADATA|Agung Samosir
Faisal Basri KATADATA|Agung Samosir

Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengatakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan penyebab masalah kepemimpinan di PT Pertamina (Persero). Masalah pergantian pimpinan yang dibuat kementerian berujung pada pencopotan Dwi Soetjipto dari Direktur Utama Pertamina.

Anggapannya ini mengacu pada pembicaraannya dengan Dwi Soetjipto. Menjelang akhir tahun lalu Faisal sempat bertemu dan berbincang dengan Dwi Soetjipto. Pertemuan ini dilakukan sembari makan malam bersama Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Mukhtasor.

Advertisement

Dalam kesempatan tersebut Faisal mengungkapkan kepada Dwi, bahwa dirinya merasa tidak ada yang mendukungnya dalam menyuarakan persoalan migas nasional. Termasuk mengenai pemberantasan mafia migas dan pembentukan induk usaha (holding) perusahaan migas.

Ternyata Dwi pun merasakan hal yang sama. Dia juga mengaku merasa sendirian di Pertamina. “Pak Dwi serta merta berujar ‘Saya juga merasa lonely di Pertamina’,” kata Faisal dalam keterangannya, Jumat (3/2).

(Baca: Di Balik Pencopotan dan Alotnya Pemilihan Bos Baru Pertamina)

Bahkan, kata Faisal, Dwi sempat memperlihatkan salah satu pesan singkat (SMS) dari telepon genggamnya. Isi SMS ini menunjukkan sikap “arogansi” salah satu direksi. Untuk diketahui, pertemuan ini dilakukan setelah perubahan struktur organisasi Pertamina yang menambahkan posisi Wakil Direktur Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Oktober 2016.

Awalnya yang Dwi ketahui, usulan perubahan struktur organisasi disampaikan oleh dewan komisaris kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Makanya Dwi pun menanyakan konsep struktur baru ini kepada Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng.

(Baca: Bisnis Menggurita, Komisaris Pertamina Usulkan Posisi Wakil Dirut)

Namun, Tanri malah mengatakan dirinya hanya tinggal menandatangani konsep struktur organisasi yang baru tersebut. Tanri mengaku konsep ini telah disiapkan oleh Kementerian BUMN. Ketika Tanri menyampaikan konsep yang sudah ditandatanganinya kembali ke Kementerian BUMN, Dwi sedang berada di luar negeri.

Kepada Faisal, Dwi juga sempat menjelaskan ada keganjilan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Pertamina yang baru. Salah satunya mengenai kewenangan dalam menunjuk pemegang komando tertinggi Pertamina. Jika Direktur Utama dan Walik Direktur Utama berhalangan hadir, maka yang berwenang menunjuk pemegang komando tertinggi adalah Wakil Direktur Utama, bukan Direktur Utama.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement