Loncat 50 Tingkat, Ketahanan Pangan Indonesia Posisi 21 di Dunia
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan keberhasilannya dalam meningkatkan sektor pertanian Tanah Air. Saat ini indeks keberlanjutan pangan Indonesia telah masuk dalam urutan 25 besar dunia.
"Subuh tadi, kami terima sms (pesan singkat elektronik), dalam Global Food Sustainability Index, Indonesia berada di peringkat 21," kata Amran di sela acara Halal bi Halal Kementerian Pertanian, di kantornya, Senin (3/7).
The Economist Intelligence Unit (EIU) baru saja merilis Global Food Sustainability Index. Dalam laporannya, Indonesia tercatat menduduki posisi 21 dari 133 negara. Peringkat Indonesia naik sangat signifikan dibandingkan posisi tahun lalu, yakni 71.
(Baca: Harga Pangan Stabil Jelang Lebaran, Jokowi Puji 2 Menteri dan Kapolri)
"Loncatan luar biasa dari 71 ke 21," ujarnya. Dalam indeks tersebut, Indonesia berada di peringkat 21 dengan skor 50,77 setelah Brasil. Posisi Indonesia berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India.
Indeks ini terbagi dalam tiga kategori, yaitu sampah dan bahan makanan yang terbuang (Food Loss and Waste), keberlangsungan pertanian (Sustainable Agriculture), dan tantangan nutrisi (Nutritional Chalenges).
Dalam indikator Food Loss and Waste Indonesia berada di posisi 24, dengan skor 32,53. Sustainable Agriculture, Indonesia mendapat skor 53,87 dan berada pada peringkat 16. Sedangkan Nutritional Chalenges berada di peringkat 18 dengan skor 56,79.
Indeks ini digunakan untuk menganalisis pertanian, nutrisi, dan sampah makanan di 25 negara yang terhitung menjadi 87 persen dari Produk Domestik Bruto dan 72 persen dari populasi dunia.