Kepala BNPB Usulkan Alat Deteksi Dini Bencana Dijaga TNI
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengusulkan agar alat deteksi dini bencana diperlakukan seperti objek vital nasional. Dengan demikian, alat deteksi dini bencana nantinya diamankan oleh personel Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Tadi saya laporkan kepada Bapak Presiden (Joko Widodo), kalau boleh alat deteksi ini dianggap sebagai objek vital nasional dan harus diamankan oleh unsur TNI," kata Doni di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/1).
Dengan penjagaan aparat, Doni berharap agar alat deteksi dini bencana tak lagi hilang. Selama ini, Doni mengaku mendapat banyak laporan bahwa alat deteksi dini dicuri oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Padahal, alat tersebut penting agar masyarakat dapat segera mendapatkan informasi terkait bencana.
Dia khawatir jika hal tersebut terus terjadi, program mitigasi bencana tidak akan berjalan. "Artinya kalau terjadi sesuatu, tsunami, maka korbannya sangat banyak. Bahkan bisa saja melampaui korban tsunami yang sebelumnya," kata Doni.
(Baca: Presiden Minta Sistem Peringatan Dini Bencana Dievaluasi)
Menurut Doni, Jokowi telah memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto agar menugaskan prajuritnya untuk mengamankan alat deteksi dini bencana. Ada pun, Doni masih perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan jajarannya di BNPB agar pengamanan alat deteksi dini bencana ini tidak menjadi polemik di masyarakat.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Indonesia sempat memiliki 22 unit buoy tsunami pada 2008. Rinciannya, delapan unit dibangun Indonesia, 10 unit dari Jerman, satu unit dari Malaysia, dan dua unit dari Amerika Serikat (AS). Namun, semua buoy tersebut telah rusak pada 2012 lalu.