Imbas Pandemi, Indef Perkirakan Ekonomi Kuartal II Minus 0,25%

Image title
18 Mei 2020, 16:55
Ilustrasi, aktivitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kuartal II diramal minus 0,25% karena pandemi corona menyerang pusat bisnis dan pemerintahan, Jabodetabek.
ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj. mi
Ilustrasi, aktivitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kuartal II diramal minus 0,25% karena pandemi corona menyerang pusat bisnis dan pemerintahan, Jabodetabek.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 diperkirakan terkontraksi -0,25%, karena penanganan pandemi virus corona atau Covid-19 belum memperlihatkan hasil yang positif.

Belum jelasnya penanganan pandemi virus corona atau Covid-19, membuat perekonomian Indonesia pada kuartal II diperkirakan terus memburuk di angka minus 0,25%.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Sugiyono Madelan Ibrahim mengatakan, kondisi lebih parah dibanding krisis 1998 karena pandemi corona langsung menyerang pusat pemerintahan dan bisnis.

"Dugaan saya angka pertumbuhan ekonomi kuartal II bisa sampai -0,25%, sebab penggerak perekonomian nasional, yakni Jabodetabek terkena pukulan paling berat," kata Sugiyono, kepada Katadata.co.id, Senin (18/5).

Selain itu, pada krisis 1998 ekonomi masih bisa bergerak karena usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih mampu menjadi tulang punggung. Sedangkan, saat ini adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat UMKM juga kena pukulan berat.

Sementara, memperbaiki kinerja pun tidak mudah dalam waktu dekat, karena banyak pihak butuh waktu untuk menyesuaikan saat pandemi corona berakhir nanti. Ini asumsi jika pandemi corona berakhir dalam waktu dekat.

(Baca: Kepala Bappenas Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2020 Hanya 1%)

Ia pun pesimistis jika pertumbuhan ekonomi bisa berada di level 3%, sebab dari sisi permintaan domestik tidak mengkonfirmasi hal itu. Pesimisme Sugiyono berdasarkan pada angka indeks keyakinan konsumen April 2020, yang turun dari 100 ke 62.

Hal ini, ia pandang merupakan cerminan, bahwa konsumen pun tidak begitu yakin akan kondisi ekonomi ke depan. Padahal, sebelumnya indeks ini selalu berada di atas 100.

Publik juga dinilai tidak terlalu percaya dengan langkah penanganan pandemi corona yang diambil pemerintah. Meski, ketidakpercayaan ini tak hanya berlaku untuk pemerintah Indonesia saja, melainkan secara global pun tidak ada sentimen yang menunjukkan pemangku kebijakan bisa diandalkan.

Percepatan pemulihan ekonomi dengan pelonggaran, juga dinilai tidak akan membawa pengaruh positif bagi pertumbuhan konsumsi. Pasalnya, pekerja berusia di bawah 45 tahun yang boleh beraktivitas geraknya juga terbatas

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...