IMF Ramal Dunia Rugi Rp 75 Kuadriliun Akibat Tak Meratanya Vaksinasi

Abdul Azis Said
6 Oktober 2021, 11:50
Vaksin Covid 19 Moderna, IMF, vaksinasi, vaksin covid-19, pemulihan ekonomi
ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Ilustrasi. IMF, WHO, dan WTO menargetkan setidaknya 40% penduduk di setiap negara di dunia sudah memperoleh vaksinasi, serta target 70% pada paruh pertama tahun depan.

Dana Moneter Internasional (IMF) menekankan, pemulihan ekonomi dunia akan melambat seiring akses vaksinasi di negara berkembang dan miskin yang masih minim. IMF memperkirakan, dunia akan menanggung kerugian hingga US$ 5,3 triliun atau Rp 75,4 kuadriliun.

"Jika sebagian besar dunia tetap tidak divaksinasi, maka tragedi kemanusiaan akan berlanjut, dan ini akan menahan pemulihan. Kita bisa melihat potensi kehilangan penambahan PDB global meningkat menjadi US$ 5,3 triliun selama lima tahun ke depan," kata Direktur Manajer IMF Kristalian Georgieva dalam pidatonya di depan mahasiwa Universitas Bocconi Italia, Selasa (5/10).

Perhitungan tersebut diperoleh dengan asumsi bahwa negara-negara dunia mulai mengimplementasikan skenario endemi. Banyak negara mulai mengadaptasi skenario ekonomi 'Hidup dengan Covid-19', tetapi tidak sedikit negara lainnya belum memperoleh vaksinasi yang layak.

Georgieva mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Duna (WHO) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mempercepat akses vaksinasi dunia. Empat lembaga tersebut menargetkan setidaknya 40% penduduk di setiap negara di dunia sudah memperoleh vaksinasi, serta target 70% pada paruh pertama tahun depan.

Ia juga mendesak negara-negara kaya untuk memenuhi janji sumbangan mereka kepada negara berkembang dan miskin. Georgieva meminta agar negara-negara dunia bekerjasama untuk meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi vaksin, serta menghapus pembatasan perdagangan bahan medis.

"Selain vaksin, kita juga harus menutup kesenjangan US$ 20 miliar dalam pembiayaan hibah untuk pengetesan, pelacakan dan pemulihan," kata Georgieva.

Selain memprediksi potensi kehilangan tambahan PDB dalam lima tahun ke depan, IMF membuka kemungkinan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari perkiraan bulan Juli lalu sebesar 6%. Lembaga ini baru akan merilis angka pastinya dalam laporannya pekan depan.

Menurut Georgieva, risiko perlambatan pemulihan ekonomi global yang dipengaruhi oleh tidak meratanya pemulihan ekonomi semakin nyata. Hal ini diakibatkan oleh tiga masalah utama.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...