Kemendag Uji Coba Subsidi Minyak Goreng Setelah Harga Melonjak
Kementerian Perdagangan tengah menguji coba subsidi pada minyak goreng curah. Hal ini dilakukan menyusul terus meningkatnya harga minyak goreng dalam beberapa bulan terakhir.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, subsidi tersebut menggunakan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Kebijakan tersebut juga didiskusikan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Kami akan memberi subsidi dari BPDPKS. Sedang dalam proses karena kami sudah uji coba mekanisme subsidi," kata Lutfi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (30/12).
Ia menjelaskan, upaya menurunkan harga minyak goreng juga dilakukan melalui operasi pasar. Pemerintah telah menggelontorkan stok 11 juta liter minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 14 ribu per liter.
Minyak goreng tersebut dijual di sejumlah toko ritel modern. "Supaya tercapai daya beli masyarakat," katanya.
Selain minyak goreng, kenaikan harga terjadi pada komoditas telur ayam. Hal ini terjadi lantaran pasokan telur digunakan untuk hotel dan restoran menjelang akhir tahun serta dipakai untuk bantuan sosial.
Namun, Lutfi memastikan harga telur ayam akan turun pada Januari mendatang. Penurunan harga terjadi karena permintaan diperkirakan kembali normal.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional pada Kamis (30/12) harga rata-rata minyak goreng curah di pasar tradisional sebesar Rp 18.400 per kilogram, naik 3,9% dibandingkan bulan lalu. Sedangkan, rata-rata harga minyak goreng kemasan bermerk 1 sebesar Rp 20.600 per kg, melonjak 7,01% dalam sebulan.
Rata-rata harga minyak goreng kemasan bermerk 2 mencapai Rp 20.050 per kg atau meningkat 6,36% secara bulanan. Sementara itu, rata-rata harga telur ayam ras segar mencapai Rp 30.300 per kg, meroket 21,2% dalam sebulan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan kenaikan harga pangan tidak akan bertahan lama karena pemerintah telah memulai operasi pasar. "Harga-harga relatif akan terkendali usai Natal dan tahun baru," kata Airlangga, Kamis (30/12).
Airlangga mengatakan, pihaknya memantau perkembangan harga komoditas seperti minyak goreng dan cabai rawit yang naik tajam menjelang akhir tahun. Pemerintan antara lain memantau dua wilayah yang mengalami lonjakan harga di Cileungsi dan Bali.
Saat ini, menurut Airlangga, pemerintah telah melakukan intervensi dengan menggelar operasi pasar dengan melepas 11 juta liter minyak goreng ke mini market dan pasar. "Realisisi program operasi pasar sekarang sudah mencapai 35%, tadi juga arahan Presiden untuk terus dilanjutkan," kata dia.