Pemerintah Optimistis Ekonomi Tahun Depan Tumbuh 5,8%, Konsumsi Pulih

Agatha Olivia Victoria
30 Juni 2021, 15:21
ekonomi tahun depan, ekonomi, pertumbuhan ekonomi, pandemi corona
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Warga menyeberang di zebra cross di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021.

Pemerintah menargetkan ekonomi tumbuh mencapai 5,2% hingga 5,8% dalam asumsi makro pendahuluan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2022. Seluruh sektor ekonomi akan tumbuh positif dan konsumsi rumah tangga pulih sehingga mampu mendorong pertumbuhan.

Angka pertumbuhan ekonomi tersebut disepakati oleh panitia kerja yang terdiri dari perwakilan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintah, dan Bank Indonesia. Anggota Banggar DPR Hamka Kady menyampaikan bahwa 17 sektor penopang pertumbuhan ekonomi ditargetkan positif pada tahun depan.

"Setelah mayoritas  mencatatkan pertumbuhan negatif pada 2020," kata Hamka dalam rapat kerja bersama pemerintah dan BI, Rabu (20/6).

Industri pengolahan yang memiliki kontribusi mencapai 19,9% terhadap perekonomian akan tumbuh di rentang 5,3-3,9% pada tahun depan. Sektor pertanian akan tumbuh 3,6-4%, perdagangan 4,8-5,6%, konstruksi 6-6,8%, dan pertambangan 1,8-2,2%.

Lalu, jasa keuangan diperkirakan tumbuh di antara 5,5-5,9%, informasi & komunikasi 9,8-10,3%, transportasi & perdagangan 7,5-9%, administrasi pemerintahan 3,2-3,7%, jasa pendidikan 5,5-6,1%, dan real estat 5,3-5,7%. Selanjutnya, penyediaan akomodasi & makan minum 6-6,7%, jasa lainnya 6,7-7,3%, jasa perusahaan 7,5-8%, jasa kesehatan 6,9-7,4%, pengadaan listrik & gas 5,5-6,1%, serta pengadaan air dan pengelolaan sampah 5,2-5,6%.

Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan konsumsi rumah tangga dipatok tumbuh dalam rentang 5,1-5,3%, konsumsi pemerintah 3,2-4,4%, dan investasi 5,4-6,9%. Ekspor akan tumbuh 4,3-6,8% dan impor 3,6-7,8%.

Hamka mengatakan, target konsumsi rumah tangga sebagai komponen penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh daya beli masyarakat. "Pemerintah diharapkan mengupayakan kebijakan dan program APBN 2022 untuk meningkatkan daya beli masyarakat," katanya.

Ia juga berharap pemerintah mengefektifkan peran Lembaga Pengelola Investasi untuk mendorong investasi. Selain itu, pemerintah harus menciptakan iklim investasi yang kondusif di Tanah Air.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...