Rupiah Melemah ke 14.410/US$ Menanti Keputusan Suku Bunga BI

Abdul Azis Said
19 Agustus 2021, 09:53
rupiah, nilai tukar, bank indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Rupiah melemah terhadap dolar AS pagi ini bersama mayoritas mata uang Asia.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,25% ke level Rp 14.410 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Dolar AS menguat setelah rilis notulen rapat Fed bulan lalu menunjukkan bank sentral akan mengurangi pembelian obligasi sebelum akhir tahun ini. Sementara itu, pasar juga tengah menanti pengumuman Bank Indonesia sore ini.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah bergerak kian melemah ke Rp 14.412 per dolar AS hingga pukul 09.45 WIB. Namun ini masih lebih rendah dari posisi penutupan kemarin di level Rp 14.373 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya juga kompak melemah. Yen Jepang melemah 0,37%, dolar Hong Kong 0,07%, dolar Singapura 0,27%, dolar Taiwan 0,14%, won Korea Selatan 0,58%, peso Filipina 0,22%, yuan Tiongkok 0,14%, ringgit Malaysia 0,07% dan bath Thailand 0,25%. Sementara rupee India jadi satu-satunya yang masih bergerak menguat 0,14%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp 14.400 dengan potensi support Rp 14.360 per dolar AS. Penguatan dolar AS terutama ditopang rilis notulen rapat bank sentral AS, The Federal Reserve (Fed) yang menunjukkan sinyal percepatan tapering off alias pengetatan stimulus makin dekat.

"Pasar melihat adanya kemungkinan Fed untuk mulai mengurangi kebijakan pembelian obligasi mulai tahun ini, ini artinya likuiditas dolar AS mulai ditarik dari pasar keuangan dan bisa mendorong penguatan dolar," kata Aristion kepada Katadata.co.id, Kamis (19/8).

Risalah rapat komite pasar terbuka federal (FOMC) yang dirilis Rabu dini hari menunjukkan pejabat Fed berencana melakukan tapering  off dengan mengurangi pembelian obligasi sebelum akhir tahun ini. Kendati demikian, Fed juga menekankan langkah ini tidak ada kaitannya dengan rencana kenaikan suku bunga. Notulen tersebut juga menunjukkan beberapa pejabat masih menahan pembicaraan terkait kenaikan suku bunga dan baru akan membahasnya tahun depan.

"Sebagian besar peserta mencatat bahwa, asalkan ekonomi berkembang secara luas seperti yang mereka antisipasi, mereka menilai bahwa mungkin tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini," demikian tertulis dalam risalah FOMC seperti dikutip dari CNBC.

Fed dalam rapat yang lalu juga mengumumkan bank sentral masih mempertahankan tingkat suku bunga rendah mendekati nol, di kisara 0% hingga 0,25%. Setelahnya, sejumlah pejabat Fed memberikan pernyataan yang memberikan sinyal kemungkinan akan dilakukannya tapering off dalam waktu dekat.

Wakil Gubernur Fed Richard Clarida dalam sebuah webinar awal bulan ini menyebut, bank sentral berpeluang mengakhir periode suku bunga rendah hingga akhir tahun depan dan mulai menaikkannya pada tahun 2023. Namun, langkah lebih dulu akan dilakukan dengan mengurangi pembelian obligasi pemerintah. Hal ini kemudian diperjelas oleh Dewan Gubernur Fer Christopher Waller yang mengatakan Fed tampaknya akan mengurangi pembelian obligasi mulai Oktober mendatang.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...