Penjualan Retail November Melambat Akibat Cuaca

Abdul Azis Said
10 Desember 2021, 16:54
BI, penjualan retail, kasus covid-19
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/pras.
Ilustrasi. BI mencatat perlambatan kemungkinan terjadi di sebagian besar kelompok pengeluaran sekalipun beberapa masih berhasil tumbuh positif.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan retail pada November melambat dikarenakan kekhawatiran terhadap lonjakan kasus Covid-19 dan cuaca buruk. Ini tercermin dari pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) November sebesar 2,2% secara month-to-month (mtm) melambat dari bulan sebelumnya 3,2%.

Survei Penjualan Eceran BI memperkirakan IPR bulan November sebesar 199,7 poin. Meski pertumbuhan bulanannya melambat, tetapi secara tahunan diperkirakan 10,1%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 6,5%.

"Responden menyampaikan perlambatan (pertumbuhan bulanan) tersebut disebabkan oleh keadaan cuaca yang kurang mendukung dan potensi meningkatnya kembali kasus Covid-19," demikian dikutip dalam laporan tersebut, Jumat (10/12).

BI mencatat perlambatan kemungkinan terjadi di sebagian besar kelompok pengeluaran sekalipun beberapa masih berhasil tumbuh positif. Penjualan makanan, minuman dan tembakau diramal melambat, terlihat dari pertumbuhan IPRnya hanya 2,1% setelah berhasil tumbuh 3% pada Oktober. Penjualan bahan bakar kendaraan bermotor juga sama, indeks penjualannya hanya tumbuh 7,5% setelah berhasil naik hingga 10,8% pada bulan sebelumnya.

Pertumbuhan IPR subkelompok sandang melambat dari 11,5% menjadi 5,4%. Kelompok barang lainnya mencatat pertumbuhan IPR 1,7%, jatuh dari pertumbuhan 7,3% pada bulan sebelumnya. Kelompok peralatan informasi dan komunikasi terkontraksi 0,6%, dari pertumbuhan 1,2%. Begitu juga indeks untuk penjualan barang budaya dan rekreasi terkontraksi 1,3% dari pertumbuhan 1,7%.

Namun, BI juga mencatat penjualan beberapa barang juga diperkirakan melanjutkan pertumbuhan semakin kuat. Indeks penjualan kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh 5%, menguat dari kenaikan 4% pada bulan sebelumnya. Kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya tumbuh dari 3,6% menjadi 3,7%.

Secara spasial, perlambatan penjualan retail secara bulanan diperkirakan terjadi di mayoritas kota yang disruvei.  Perlambatan terutama di Semaang, Makassar dan Medan. Beberapa kota seperti Banjarmasin, Manado dan Bandung diperkirakan terkontraksi.

Kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 ini tampaknya dibayangi kemunculan varian baru Covid-19 Omicron yang diklaim lebih menular dari varian lainnya. Mengutip WHO, Omicron mulai terdeteksi pada pekan kedua November di Afrika Selatan. Namun dunia mulai gaduh keberadaan virus ini di pekan terakhir November dan sampai saat ini sudah menyebar di puluhan negara dunia.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...