Rupiah Diramal Melemah Imbas Meroketnya Inflasi AS

Abdul Azis Said
13 Desember 2021, 09:47
rupiah, rupiah, melemah, dolar AS
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ilustrasi. Kurs rupiah dibuka menguat 0,18% ke level Rp 14.347 per dolar AS di pasar spot pagi ini.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,18% ke level Rp 14.347 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah diramal berbalik melemah mendekati Rp 14.400 per dolar AS tertekan rilis data inflasi AS yang mendorong percepatan tapering off  The Federal Reserve.

Mengutip Bloomberg, penguatan nilai tukar berlanjut hingga ke arah Rp 14.344 di pukul 09.15 WIB, kian menguat dari posisi penutupan akhir pekan lalu Rp 14.371 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat. Dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,02%, dolar Taiwan 0,03%, won Korea Selatan 0,25%, yuan Cina 0,13%, ringgit Malaysia 0,08% dan bath Thailand 0,2%. Sementara yen Jepang melemah 0,11% bersama rupee India 0,34%, sedangkan peso Filipina stagnan.

Analsi pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto memperkirakan rupiah akan kembali tertekan ke arah Rp 14.387 per dolar AS, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.340. Pelemahan terhadap nilai tukar tertekan oleh rilis data inflasi AS akhir pekan lalu yang menunjukkan berlanjutnya kenaikan harga-harga.

"Perkembangan inflasi AS terus naik, sehingga pasar masih akan menunggu hasil rapat pembuat kebijakan The Fed pekan ini untuk merespon kenaikan inflasi tersebut," kata Rully kepada Katadata.co.id, Senin (13/12).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (CPI) pada November yang mencatatkan inflasi 0,8% secara bulanan. Sementara inflasi tahunan mencapai 6,8%, rekor tertinggi sejak Juni 1982. Ini lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones di 6,7%.

CPI komponen inti, tidak menghitung kenaikan harga makanan dan energi, mencatat inflasi 0,5% secara bulanan dan 4,9% secara tahunan, sesuai proyeksi Dow Jones. Kinerja ini juga merupakan kenaikan paling tinggi sejak pertengahan 1991.

Harga energi melonjak 33,3% secara tahunan dan 3,5% secata bulanan, khusus bensin sendiri mencatat lonjakan 58,1%. Inflasi di sektor makanan naik 6,1% secara taunan. Harga mobil dan truk bekas yang selama ini menyumbang kenaikan harga-harga juga masih meanjutkan inflasi tinggi sebesar 31,4% secara tahunan.

Pasar mengantisipasi kenaikan inflasi tersebut memicu bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) semakin dekat dengan kesepakatan untuk mempercepat tapering off. Gubernur The Fed Jerome Powell telah berjanji akan membahas percepatan tapering off The Fed ini dalam pertemuan pembuat kebijakan minggu ini.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...