IHSG Rawan Koreksi Hari Ini, Analis Sarankan Saham Emiten Batu Bara
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi pada perdagangan hari ini, Kamis (18/8). Meski demikian, analis merekomendasikan investor untuk menambah bobot di saham berbasis komoditas batu bara.
Analis MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan, kondisi bursa global dan harga komoditas kurang kondusif selama pasar modal Indonesia libur merayakan hari kemerdekaan. Harga minyak turun 0,64%, nikel turun 0,31%, timah turun 2,29% dan CPO turun 0,38%. Harga minyak dan nikel telah turun selama tiga hari berturut-turut, sedangkan CPO turun dua hari berturut-turut.
"Harga beberapa komoditas turun di tengah kembali jatuhnya EIDO dihari kedua sebesar 0.38%," ujarnya dalam riset yang dirilis, Kamis (18/8).
Di sisi lain, menurut Edwin, harga beberapa komoditas terus membara. Salah satunya batu bara yang naik tajam 6,56% menuju level US$ 450."Bahkan mungkin bisa menuju US$500 diwaktu musim dingin nanti, sehingga tidak berlebihan jika investor bisa menambah bobot disaham berbasis coal," kata Edwin.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya juga memperkirakan pergerakan IHSG masih menunjukkan dalam rentang konsolidasi wajar. Namun, indeks asih berada dalam tren naik secara jangka panjang.
"Untuk jangka pendek, terdapat peluang untuk terjadi koreksi minor. IHSG berpotensi dalam tekanan yang bersifat terbatas,” katanya.
Ia memperkirakan indeks akan bergerak di rentang 7.002 - 7.223. Wiliam pun merekomendasikan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Selain saham berbasis batu bara, ia menyarankan saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk(UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA).
Sementara itu, Analis Bina Artha Sekuritas Ivan Rosanova memprediksi titik resistance IHSG hari ini akan berada di level 7.181, 7.200, dan 7.232, sedangkan titik support menyentuh 7.082, 7.022 and 6.944.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.
Sedangkan resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah menyentuh level resistance akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
Ivan pun merekomendasikan investor untuk accumulative buy saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di harga 1.900-2.000 dan hold atau accumulative buy saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) di harga 9.250-9500.
Ia juga merekomendasikan hold and take profit pada saham PT Astra International Tbk (ASII) di harga 7.100, speculative buy untuk PT saham Barito Pacific Tbk (BRPT) di harga 880-920 danhold atau speculative buy saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) pada rentang harga 1.570-1.610.
IHSG pada perdagangan saham Selasa (16/8) ditutup naik 0,15% ke level 7.103,58 di tengah mulai merangkak naiknya yield obligasi AS segala tenor serta kembali terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), volume saham yang diperdagangkan mencapai 16,51 miliar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 6,54 triliun. Sementara itu, frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 837.796 kali.
Sebanyak 312 saham bergerak melemah, 192 saham lainnya menguat dan 174 saham bergerak mendatar. Adapun, posisi kapitalisasi pasar berada di posisi Rp 9.306,14 triliun.