Rupiah Makin Melemah, Ini Dampak ke Ekonomi dan Utang Pemerintah

Abdul Azis Said
28 September 2022, 09:19
dolar AS, dolar amerika serikat
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Niai tukar rupiah telah melemah 6% sepanjang tahun ini.

Nilai tukar rupiah melemah dan sempat mendekati Rp 15.200 per dolar AS pada perdagangan kemarin. Rupiah yang semain melemah dapat berdampak pada harga barang hingga beban pembayaran utang pemerintah. 

Mengutip Bloomberg, rupiah berhasil menguat 0,04% ke posisi Rp 14,124 per dolar AS, Namun, rupiah sudah melemah 6,04% sepanjang tahun ini.

Hampir seluruh mata uang dunia melemah terhadap dolar AS, termasuk negara maju. Poundsterling bahkan sudah kehilangan nilainya jika ditukar dengan dolar AS mencapai 20% sepanjang tahun ini, demikian pula dengan euro sebesar 15%. 

Pelemahan rupiah sebenearnya juga masih lebih baik dibandingkan mayoritas mata uang Asia. Yen Jepang telah melemah 25,31%, yuan Cina 12,9%, ringgit Malaysia 10,21%, baht Thailand 14,37%, peso Filipina 15,67%, dan won Korea Selatan 19,92%. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan penguatan dolar AS akibat kenaikan suku bunga The Federal Reserve menghantam mata uang negara-negara lain, termasuk Indonesia. Namun demikian, menurut dia, pelemahan rupiah merupakan yang terendah di regional. 

"Penguatan indeks dolar AS sudah mencapai sekitar 15%, pelemahan kita masih yang paling rendah di regional," ujar Dody usai rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Rabu (28/9). 

Meski pelemahan rupiah lebih rendah dibandingkan mata uang lainnya, Dody memastikan Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas rupiah dengan strategi intervensi tiga lapis atau triple intervention dan twist operation. 

Pelemahan nilai tukar dapat membuat harga barang konsumsi yang diimpor menjadi lebih mahal atau sering disebut dengan imported inflation. Adapun Indonesia saat ini masih mengimpor, antara lain sejumlah bahan pangan seperti gandum, kedelai, jagung hingga daging. Selain itu, Indonesia juga banyak mengimpor bahan bakar minyak (BBM).

Grafik:

Di sisi lain, pelemahan nilai tukar dapat mendorong ekspor karena membuat barang yang diproduksi lebih kompetitif. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, pelemahan rupiah saat ini terjadi karena dolar AS menguat terhadap semua mata uang dunia. Sementara performa rupiah terhadap mata uang negara lain masih cukup baik. 

"Jadi sebenarnya dampak imported inflation akan minim. Selain itu, harga minyak dunia dalam tren menurun," ujarnya. 

Pelemahan rupiah, menurut dia, juga tak akan mendomgkrak ekspor. Ini karena terdapat faktor resesi global yang memberikan dampak lebih besar pada penurunan permintaan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...