Indonesia Raih Komitmen Investasi Baterai Listrik Rp 630 T Sejak 2020

Muhamad Fajar Riyandanu
2 September 2023, 18:38
baterai, bahlil, investasi
ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/hp.
Sejumlah pengunjung memperhatikan kendaraan elektrik yang dipamerkan di salah salah satu pusat perbelanjaan di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (22/3/2023).

Kementerian Investasi mencatat besarnya investasi asing untuk sektor pengembangan baterai kendaraan listrik dalam tiga tahun. Angka investasi yang tercatat mencapai US$ 42 miliar atau sekira Rp 630 triliun sepanjang 2020-2023.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan beberapa investasi yang masuk. Salah satunya Cina melalui Contemporary Amperex Technology (CATL) yang menanamkan investasi senilai US$ 5,2 miliar.

Perusahaan elektronik asal Taiwan, Foxconn juga berkomitmen untuk menggelontorkan investasi senilai US$ 8 miliar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.

Komitmen investasi juga datang Indo-Pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) sejumlah US$9 miliar, Perusahaan kimia besar asal Jerman, BASF sebesar US$ 2,5 miliar, dan dua perusahaan otomotif Ford dan Volkswagen (VW) dengan nilai US$ 4,5 miliar dan US$ 3 miliar.

Selain itu, perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution (LGES) juga menjalin kesepakatan dengan pemerintah untuk pengembangan baterai kendaraan listrik senilai US$ 9,8 miliar.

"Investor FDI sebesar US$ 42 miliar untuk ekosistem kendaraan listrik dari huli ke hilir," kata Bahlil saat memberikan paparan di ASEAN BAC Indonesia’s Summit Week 2023 di Hotel Sultan Jakarta Sabtu (2/9).

Adapun pabrik baterai kendaraan listrik hasil kerja sama LGES dan Hyundai Group di Karawang, Jawa Barat bakal beroperasi pada Februari 2024. Pabrik yang diberi nama ‘Proyek Omega’ itu memiliki kapasitas produksi fase pertama sebesar 10 giga watt per hour (GwH). Sedangkan baterai yang dihasilkan mencapai lebih dari 160.000 unit.

Fasilitas produksi baterai kendaraan listrik itu memiliki nilai investasi sebesar US$ 1,1 miliar atau setara Rp 16,3 triliun untuk fase pertama. Bahlil mengatakan capaian itu sejalan dengan tren investasi mineral masa depan.

"Jadi bukan lagi investor datang untuk mengeruk kekayaan alam dan menguasai nilai tambahnya. Sementara rakyat kita hanya menjadi penonton," ujar Bahlil.

Pada kesempatan tersebut, Bahlil memaparkan laju investasi kendaraan listrik di wilayah Asia Tenggara meningkat menjadi US$ 18,1 miliar pada 2022, naik 570% dari tahun sebelumnya.

"Pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan di ASEAN dapat berjalan beriringan dengan transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam," ujar Bahlil.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...