Perusahaan konstruksi PT Pembangunan Perumahan (PTPP) Tbk menganggarkan belanja modal pada tahun ini sebesar Rp 6 - 6,5 triliun. Angka tersebut turun 25% dibandingkan target periode tahun lalu sebesar Rp 8,7 triliun.
Direktur Utama PT PP Lukman Hidayat menjelaskan perusahaan akan lebih selektif untuk memilih proyek yang akan dijalankan, baik proyek investasi maupun reguler. Karena pihaknya tak menginginkan proyek tersebut pada akhirnya hanya menambah beban saja.
"Kami punya lima anak usaha. Kami minta selektif betul-betul, (hanya proyek) yang bisa menghasilkan pendapatan dan keuntungan," kata Lukman, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (4/2).
Alokasi belanja modal tersebut 70% berasal dari pembiyaan perbankan, lembaga keuangan lain atau mitra strategis, sedangkan sisanya berasal dari kas perusahaan.
(Baca: Terganjal Lelang, PTPP Pangkas Target Kontrak Baru Jadi Rp 45 Triliun)
Adapun pada periode ini PT PP fokus mengincar proyek perumahan, apartemen, kantor, hotel, serta jalan tol, baik sebagai investor maupun kontraktor. Perusahaan juga berinvestasi untuk membangun kawasan marina di destinasi super prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam proyek tersebut PT PP bekerja sama dengan PT ASDP Indonesia Ferry dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Selain itu, perusahaan juga akan bekerja dengan pihak swasta untuk menggarap proyek di sektor energi seperti gas dan listrik.
Dengan begitu, tahun ini perusahaan berharap dapat membukukan laba setelah pajak sebesar Rp 1,4 triliun, penjualan Rp 30 triliun, pendapatan sebesar Rp 43 triliun, serta laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 4 triliun.
(Baca: Saham PTPP Diprediksi Turun Karena Pemangkasan Target Laba)
Sementara target total nilai proyek tahun ini ditetapkan sebesar Rp 43 triliun. "Kami tetap melanjutkan proyek yang sudah berjalan, dan diharapkan proyek baru bisa kami eksekusi," ujarnya.
Adapun Lukman belum bisa mengungkapkan kinerja perusahaan periode 2019, karena masih dalam proses audit. Namun dia memastikan laba perusahaan tak sampai Rp 1,4 triliun.