Bos Garuda Ungkap Biaya Mahal Sewa Pesawat & 18 Bombardier di Gudang

Donang Wahyu|KATADATA
Garuda Indonesia menghadapi persoalan seperti harga sewa pesawat yang terlalu mahal dan pesawat yang tak terpakai.
29/4/2020, 17.14 WIB

"Ini waktu terbaik negosiasi sewa pesawat kami, kami minta pesawat tersebut diambil aja. Kita punya fleet dan konfigurasi lebih pas," kata Irfan.

Garuda membeli CRJ1000 pada Februari 2012. Sejak tahun lalu beredar kabar Garuda tengah menjajaki pasar untuk mencari pembeli potensial untuk pesawat Bombardier. Seorang eksekutif Garuda Indonesia yang enggan disebutkan namanya, kepada Smart Aviation Asia-Pacific menyebut, pesawat tersebut tidak sesuai dengan landasan pacu wilayah Asia Tenggara.

Bombardier CRJ1000 tersebut membutuhkan landasan pacu sepanjang 2.000 meter, hal ini yang membuat Garuda Indonesia terhambat untuk berekspansi ke kawasan Indonesia timur.

Selain negosiasi harga sewa pesawat dan pengembalian Bombardier, Garuda menyiapkan berbagai strategi dan langkah-langkah mitigasi lainnya agar kerugian perusahaan tidak terlalu dalam imbaas pandemi corona.

Perusahaan juga akan mengajukan keringanan atas kewajiban yang jatuh tempo. Apalagi Garuda memiliki kewajiban membayar pemenuhan obligasi senilai US$ 500 juta yang akan jatuh tempo pada Juni tahun ini.

(Baca: Garuda Tetap Layani Penerbangan Domestik Meski Mudik Lebaran Dilarang)

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah