3 Investor Asing Tanam Modal di KEK Tanjung Kelayang Rp 14 Triliun

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
7/6/2017, 13.05 WIB

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka-Belitung resmi mendapatkan tiga investor untuk mengembangkan kawasan tersebut. Ada dua investor yang akan membangun dua hotel dan satu investor yang akan membangun kawasan tersebut dengan total investasi sekitar Rp 14,1 Triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku telah menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) ketiga investor untuk mengembangkan kawasan tersebut. Penandatanganan ini dilakukan oleh ketiga investor dengan Belitung Maritime, konsorsium pengeloa KEK Tanjung Kelayang yang beranggotakan PT Belitung Pantai Intan, PT Nusa Kukila, dan PT Tanjung Kasuarina.

"Ini KEK paling cepat proses waktu itu. Lahan sudah beres kami setujui. Lalu, kami ajukan ke Presiden tidak sampai dua minggu barangkali diteken Presiden," ujar Darmin saat acara penandatanganan MoU tersebut, di kantornya, Jakarta, Rabu (7/6). (Baca: Investasi Senilai Rp 6 Triliun Mulai Masuk Kawasan Ekonomi Khusus)

Darmin menjelaskan, penandatanganan MoU pertama dilakukan antara PT Belitung Pantai Intan dengan China Harbour Engineering Company. Mereka akan mengembangkan KEK Tanjung Kelayang dengan perkiraan nilai investasi mencapai US$ 1 miliar atau Rp 13,3 triliun (kurs Rp 13.300). Pengembangan yang dimaksudkan adalah menutup lahan-lahan bekas tambang timah untuk dibangun berbagai infrastruktur yang dibutuhkan.

Investasi lainnya adalah dari PT Accor Asia Pacific yang akan membangun Sofitel Hotel and Resort di KEK Tanjung Kelayang dengan rencana investasi sebesar Rp 400 miliar. Kemudian investasi yang akan dilakukan oleh Starwood Asia Pacific Hotels and Resorts untuk membangun Shreaton Hotel dengan nilai investasi sebesar Rp 418 miliar.

"Sheraton akan selesai duluan, tahun depan. Katanya itu akan menjadi hotel Sheraton yang paling mewah," ujar Darmin.

Darmin berpesan kepada Pemerintah Provinsi Bangka-Belitung dan Pemerintah Kabupaten Belitung untuk mempermudah proses perizinan yang diperlukan untuk investasi tersebut. Caranya, dengan mendelegasikan izin-izin kepada administrator KEK Tanjung Kelayang.

(Baca: Pemda Aceh Persoalkan Peran BUMN di KEK Arun Terlalu Dominan)

Selain itu, Darmin juga meminta agar pemerintah daerah tersebut berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembangkan Sekolah Kejuruan di bidang perhotelan dan pariwisata.  Sekolah ini dibutuhkan untuk bisa menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah tersebut, sesuai dengan kebutuhan industri,

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan wisata laut merupakan sektor pariwisata dengan potensi terbesar di daerahnya. Oleh karenanya, fasilitas yang dibangun ini tentunya akan dikaitkan dengan aktivitas di laut, seperti snorkeling dan lain sebagainya.

Sahani juga akan mendorong pengembangan atraksi darat seperti seni dan budaya, serta membangun fasilitas di bidang olahraga seperti triathlon dan touring sepeda. "Di Belitung, hal-hal ini sedang ramai, maka akan kami koneksikan di samping even-even nasional yang diadakan," ujarnya.

Untuk terus mendukung pengembangan KEK Tanjung Kelayang dan Provinsi Bangka-Belitung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan mengembangan dua bandara yang ada di wilayah tersebut. Pengembangan Bandara Belitung akan difokuskan pengembangannya terlebih dahulu menjadi bandara internasional. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan Bandara Bangka.

(Baca: Pemerintah Kucurkan Rp 1 Triliun untuk 10 Kawasan Wisata)

"Jadi yang akan mengembangkan PT Angkasa Pura II, satu di Bangka, satu di Belitung," ujarnya. Saat ini, Bandara di Belitung sendiri baru menampung pengunjung sebanyak 800.000 orang per tahun. Dengan pengembangan ini, ditargetkan badara tersebut mampu menampung pengunjung sebanyak 3 juta orang pertahun.