Pemerintah menargetkan pembentukan tiga kawasan ekonomi khusus (KEK) di Arun Lhokseumawe, Bintan, dan Karimun terealisasi tahun ini. Nilai investasi dari KEK Arun Lhokseumawe dan Bintan diperkirakan mencapai Rp 86,8 triliun. Sedangkan KEK di Pulau Asam, Karimun nilainya belum ditetapkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerangkan, KEK Arun Lhokseumawe sudah memenuhi seluruh persyaratan sehingga pihaknya akan segera menyerahkan proposalnya kepada Presiden Joko Widodo. Sedangkan KEK Bintan tinggal melengkapi tiga atau empat dokumen lagi. Tinggal KEK Karimun yang masih terkendala oleh persoalan lahan.
“Pulau Asam di Karimun belum, masih ada persoalan hutan. Itu saya bilang dibereskan dulu deh, karena menyangkut tanah,” kata Darmin usai Rapat Koordinasi (Rakor) di kantornya, Jakarta, Senin (30/1) malam.
Sebagai informasi, KEK Arun Lhokseumawe akan dibangun dengan luas 2.622 hektare. Nilai investasi proyek tersebut mencapai US$ 3,8 miliar atau Rp 50,5 triliun untuk 10 tahun. Pengusul dan pengelola proyek tersebut yaitu konsorsium PT. Pertamina (Persero), PT. Pupuk Iskandar Muda, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan perusahaan daerah pembangunan Aceh (PDPA).
(Baca juga: Empat Perusahaan Terpilih Jadi Konsorsium Kawasan Ekonomi Arun)
Konsorsium akan membangun fasilitas infrastruktur pendukung sektor energi, industri petrokimia yang ramah lingkungan, pelabuhan dan logistik, serta pengembangan agro industri pendukung ketahanan pangan. Selain itu mempercepat revitalisasi aset kilang gas alam cair (Liquefied natural gas/LNG) Arun.
Sementara itu, KEK Bintan akan dibangun di kawasan seluas 2.590 ha dengan nilai investasi Rp 36,3 triliun untuk enam tahun. Pengusul dan pengelola dari pembangunan KEK Bintan ini adalah PT. Bintan Alumina Indonesia. Rencananya, dalam kawasan KEK ini juga akan dibangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) untuk pertambangan. (Baca juga: BKPM Terima Banyak Keluhan dari Pengusaha Smelter)
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan, investor meminta penyediaan pelabuhan untuk ekspor dan perpanjangan landasan bandara di KEK Arun Lhokseumawe. Sedangkan untuk KEK di Bintan, investor hanya meminta pembangunan pelabuhan untuk keperluan ekspor. “Yang satu lagi (KEK Karimun) belum dibahas,” ujar Budi.