Darmin Nilai Pengembangan Batam Terkendala Persoalan Pelik

Arief Kamaludin (Katadata)
7/10/2016, 17.18 WIB

"Hal ini membuat turunnya transaksi, khususnya terkait hunian yang disediakan REI," ujar salah satu anggota REI Batam. (Baca juga: Ikut Tax Amnesty, Lippo Group Belum Tinggalkan Singapura)

Menyikapi rentetan keluhan dan tudingan tersebut, Ketua BP Batam Hatanto Resodipoero sempat terpancing emosi. Ia membantah semua tudingan yang dialamatkan kepada institusinya.

Menurut dia, jajarannya terus berusaha keras menyelesaikan permasalahan yang ada, terutama terkait lahan. Permasalahan yang dikeluhkan kalangan pengusaha sekarang sudah berlangsung lama, dan jauh sebelum dirinya menjabat. Alhasil, pelu waktu panjang untuk menyelesaikan semua permasalahan.

"Ini tidak mudah. Kami selama ini juga telah berusaha. Kami ini juga kan hanya pelaksana," ujar Hatanto. (Baca juga: Terbanyak dari Cina, Sejuta Turis Asing Selama Agustus)

Mengacu pada data BP Batam, kawasan tersebut memiliki potensi berkembang yang besar jika dilihat dari segi pertumbuhan investasi dan pajak. Akumulasi investasi Batam hingga 2014 tercatat sebesar US$ 17,71 miliar atau naik 21,4 persen dari tahun 2010 yang sebesar US$ 14,59 miliar.

Pada 2014, investasi terbesar masih berasal dari asing yaitu US$ 8,27 miliar, diikuti investasi domestik sebesar US$ 5,82 miliar dan investasi pemerintah sebesar US$ 3,62 miliar.

Adapun penerimaan pajak Batam tercatat naik 116,37 persen dari Rp 1.817,39 triliun pada 2010 menjadi Rp Rp 3.932,35 triliun pada 2014.

Halaman: