SKK Migas Sebut Harga Gas Hulu di Indonesia Masih Kompetitif

ANTARA FOTO/Aji Styawan
Ilustrasi. SKK Migas menyebut harga gas hulu di setiap wilayah bervariasi.
Editor: Agustiyanti
10/1/2020, 10.41 WIB

Ia pun akan melakukan sejumlah upaya untuk menganalisis wilayah kerja migas mana saja yang membutuhkan biaya investasi dan operasional tinggi. Dwi pun akan berkonsultasi dengan pemangku kebijakan lainnya agar wilayah-wilayah kerja migas tersebut memperoleh insentif atau pengurangan pajak agar harga gas hulu di wilayah 

Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai, secara keseluruhan harga gas hulu di Indonesia sudah sangat kompetitif dibandingkan dengan sejumlah negara di kawasan ASEAN. Harga gas hulu Indonesia cukup ekonomis dibanding Malaysia dan Myanmar sebesar US$ 4 hingga US$ 5 per MMBTU, serta Filipina dan Singapura sebesar US$ 5,5 - US$ 6 per MMBTU.

(Baca: Tekan Harga Gas, Kementerian ESDM Minta PGN Serap LNG Spot)

"Mungkin memang ada satu dua atau beberapa kasus dimana harga gas di hulu di atas US$ 7 atau US$ 8 per MMBTU karena kompleksitas dan risiko pengembangan di tiap lapangan gas tidak sama. Tetapi itu tidak bisa digeneralisir," ujarnya.

Ia pun menilai rencana pemerintah untuk menurunkan harga gas industri dengan mengurangi porsi bagian penerimaan negara dari kontrak hulu sudah tepat. 

"Itu dapat menjadi salah satu bentuk dukungan Pemerintah ke industri hulu dan hilir sekaligus. Di hilir, harga akan bisa diturunkan, di hulu keekonomian produsen gas dijaga tetap kompetitif," jelasnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan