Inalum Minta Insentif Fiskal untuk Memacu Investasi Hilir Minerba

Ilustrasi. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menyarankan pemerintah memberikan insentif fiskal agar investasi di sektor mineral dan batu bara meningkat.
Editor: Sorta Tobing
9/7/2019, 01.00 WIB

Adapun saat ini Inalum beserta perusahaan yang berada di bawahnya telah membangun beberapa hilirisasi sesuai dengan amanat undang-undang. Misalnya, pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) grade aluminia refinery (GAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter ini ditargetkan akan beroperasi pada 2022.

Proyek tersebut dikerjakan melalui perusahaan patungan Inalum dan Antam, yaitu PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). Pembangunan smelter-nya bertujuan untuk mengurangi ekspor mineral mentah dan mengurangi ketergantungan impor untuk sumber bahan baku produksi aluminium.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk, anak usaha Inalum, saat ini melakukan hilirisasi dengan membangun pabrik gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Batu bara dalam pabrik ini akan diolah menjadi dimethylether (DME) yang dapat menggantikan elpiji sehingga bisa mengurangi impor gas.

Pabrik itu juga mengolah batu bara menjadi urea sebagai pupuk, polypropelene, dan bahan baku plastik. Pembangunan pabriknya melibatkan kerja sama antara PTBA dengan PT Pupuk Indonesia, PT Pertamina (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical.

(Baca: Inalum Kaji Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia)

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati