Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) dan China National Coal Association (CNCA) menjalin kerja sama perdagangan batu bara yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) di Kantor APBI, Jakarta, Jumat (24/5). Ketua Umum APBI Pandu Sjahrir mengatakan kerja sama akan berlangsung selama tiga tahun.
Kerja sama ini bertujuan untuk membuka jalur komunikasi yang lebih intens terkait perdagangan batu bara. Sebab, Indonesia merupakan eksportir terbesar batu bara ke Tiongkok, sedangkan Tiongkok merupakan pasar utama Indonesia dalam penjualan batu bara.
Melalui kerja sama ini juga ada kepastian produksi batu bara dari Indonesia menjadi prioritas di pasar Tiongkok. Pasalnya Indonesia punya banyak pesaing dalam menjual batu bara, salah satunya Australia.
"Jadi kalau batu bara kalori yang ingin kami jual coba tolong diprioritaskan. Ini penting dari sisi ekspor," ujarnya.
(Baca: Kebutuhan Batu Bara Diprediksi Turun, Indonesia Perlu Antisipasi)
Dalam kerja sama ini, Indonesia dan Tiongkok akan mengembangkan teknologi pengelolaan batu bara, seperti melakukan efisiensi energi dan teknologi ramah lingkungan. Kerja sama ini juga bagian dari audensi terkait kebijakan batu bara seperti kewajiban menggunakan asuransi dan kapal nasional.
"Kalau misalnya pakai asuransi nasional mereka terima tidak. Itu salah satu tingkat lobi yang harus kami lakukan, karena sekarang adopsinya masih rendah," ujarnya.
Sedangkan dari sisi Tiongkok, pihaknya menginginkan adanya stabilitas suplai batu bara untuk ketahanan energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). "Ini penting, Indonesia pengekspor terbesar ke Cina, tapi kami juga ingin melakukan kerja sama lain seperti penggunaan teknologi," ujar Executive Director General CNCA Su Chuarong.
Adapun ekspor Indonesia ke Tiongkok di tahun 2018 mencapai sekitar 125 juta metrik ton (MT) atau sekitar 25% pangsa ekspor batu bara Indonesia. Sedangkan dari sisi Tiongkok, impor dari Indonesia mencakup sekitar 45% dari total impor batu bara Tiongkok negara yang memproduksi lebih dari 3 miliar MT batu bara di tahun 2018.
(Baca: Harga Batu Bara Tergantung Pemulihan Ekspor ke Tiongkok)