Perusahaan minyak asal Amerika Serikat (AS) Murphy Oil Corporation melepas saham dua anak usahanya di Malaysia yakni Murphy Sabah Oil Co Ltd dan Murphy Sarawak Oil Co Ltd ke PTT Exploration and Production Public Co Ltd (PTTEP). Rencananya, PTTEP bakal membeli saham kedua perusahaan itu senilai US$ 2,13 miliar atau sekitar Rp 29,8 triliun.
Melalui pernyataan resminya, Murphy Oil menyampaikan bahwa PTTEP bakal membayar secara tunai. Selain itu, PTTEP akan membayar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk hasil pengeboran tertentu dari kedua perusahaan di masa yang akan datang. Tambahan pembayaran itu dilunasi sebelum Oktober 2020. PTTEP merupakan perusahaan minyak asal Thailand.
Presiden sekaligus CEO Murphy Roger W Jenkins menyampaikan, perusahaannya sudah beropasi di Malaysia selama 20 tahun. “Saya umumkan, transaksi secara tunai ini akan menguntungkan pemegang saham dengan sepenuhnya memonetisasi cadangan kami,” ujarnya dikutip dari TheStar.com, Jumat (22/3).
(Baca: Arcandra: Murphy Oil dan BP Kaji Peluang Ikut Lelang 26 Blok Migas)
Jenkins berharap, langkah ini bisa menyederhanakan bisnis perusahaan sehingga bisa fokus pada aset inti di AS. Selain itu, menurutnya transaksi ini akan memberikan fleksibilitas keuangan yang lebih besar. Dengan begitu, perusahaan bisa mengembalikan uang tunai ke pemegang saham melalui pembelian kembali saham.
Selain itu, Murphy ingin memperkuat neraca perusahaan dengan mengurangi utang. “Kami mengucapkan selamat kepada PTTEP atas pembelian ini dan kami akan mendukung mereka dalam transisi bisnis yang lancar selama beberapa bulan ke depan,” ujar dia.
Sejalan dengan hal itu, ia mengucapkan terima kasih kepada mitra jangka panjangnya di Malaysia yakni Petronas, Petronas Carigali dan Pertamina. “Kami menantikan keberhasilan transisi para karyawan ke PTTEP,” kata Jenkins.
Seiring dengan aksi korporasi ini, Murphy menargetkan bisa meraup untung atas penjualan sebesar US$ 900 juta hingga US$ 1 miliar pada tahun ini.
(Baca: Arcandra Promosi Gross Split ke Banyak Investor Migas di AS)
Transaksi ini sendiri dilakukan sejak 1 Januari 2019 dan diharapkan rampung pada akhir Kuartal II-2019. Penutupan transaksi ini pun akan tunduk pada ketentuan umum yang berlaku, termasuk meminta persetujuan pemerintah setempat. Sejalan dengan ketentuan itu, maka Murphy tidak lagi beroperasi di Malaysia.
Dalam pernyataan resminya itu, Murphy Oil menyampaikan bahwa cadangan terbukti bersih perusahaan mencapai 816 juta barel setara minyak (Mmboe). Sebanyak 16% di antaranya atau 129 Mmboe terkait dengan operasional di Malaysia. “Dari 129 Mmboe itu, 70 Mmboe di antaranya sudah tidak berkembang,” ujar Jenkins.
(Baca: Pertamina Ingin Tambah Kepemilikan Saham di Blok Murphy)
Selain itu, Murphy Oil mencatatkan cadangan terbukti yang terdiri dari 468 miliar kaki kubik (Bcf) gas alam dan 51 juta barel (Mmbbl) cairan. Sekadar informasi, cadangan terbukti adalah sumber daya bahan galian terukur, yang berdasarkan kajian kelayakannya, semua faktor terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.
Secara total, produksi bersih Murphy pada yang bakal dilepas atau didivestasi mencapai lebih dari 48 ribu barel setara minyak per hari (Boepd). Sebanyak 62% di antaranya berupa cairan.
Adapun Murphy Oil Corporation beroperasi di Amerika Utara melalui Eagle Ford Shale, Kaybob Duvernay, dan Montney. Selain itu, Murphy beroperasi di lepas pantai Teluk Meksiko, Kanada, dan Asia Tenggara.