Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memangkas alokasi dana untuk pembangunan jaringan gas kota tahun ini. Dengan begitu, jumlah proyek tahun ini pun berkurang dari tahun lalu.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan anggaran jaringan gas tahun ini hanya Rp 799,96 miliar. Tahun lalu, bisa sekitar Rp 900 miliar.
Dengan pemangkasan anggaran itu, jumlah pipa yang akan dibangun hanya 74.216 Sambungan Rumah Tangga (SR) di 17 lokasi. Sedangkan realisasi tahun lalu bisa mencapai 89.906 SR di 18 kabupaten/kota.
Lokasi yang dihapus dari rencana tahun ini adalah Kabupaten Bojonegoro sebesar 4.000 SR. "Salah satu dicoret itu karena tadi anggarannya turun," kata Djoko di DPR , Jakarta, Rabu (16/1).
Adapun, 17 lokasi itu adalah Kabupaten Aceh Utara 5.000 SR, Kota Dumai 4.300 SR, Kota Jambi 2.000 SR, Kota Palembang 6.000 SR, Kota Depok 6.230 SR, Kota Bekasi 6.720 SR, Kabupaten Karawang 2.681 SR, Kabupaten Purwakarta 4.180 SR, Kabupaten Cirebon 6.105 SR, Kabupaten Lamongan 4.000 SR, Kabupaten Probolinggo 4.000 SR, Kabupaten Pasuruan 4.000 SR, Kabupaten Mojokerto 4.000 SR, Kota Mojokerto 4.000 SR, Kabupaten Kutai Kaltanegara 5.000 SR, Kabupaten Banggai 4.000 SR, dan Kabupaten Wajo 2.000 SR.
Mengutip situs Direktorat Migas, sejak dibangun pertama kali tahun 2009, total SR jargas yang terbangun dengan dana APBN hingga saat ini sebanyak 325.773 SR. Jargas ini berada di 16 Provinsi di 40 Kabupaten/Kota.
(Baca: Target Pembangunan Jaringan Gas Kota Terancam Tak Tercapai)
Kementerian ESDM memiliki beberapa persyaratan agar sebuah jargas bisa terbangun di suatu daerah seperti dekat dengan sumber gas. Lalu, spesifikasi gas bumi terpenuhi yakni tidak membahayakan masyarakat, terdapat potensi pasar pengguna, adanya komitmen pemerintah daerah, serta memenuhi kaidah keselamatan dan keteknikan.
Seperti diketahui, anggaran Kementerian ESDM tahun ini berkurang menjadi Rp 4,9 triliun. Tahun lalu sebesar Rp 6,5 triliun.