Adapun penemuan cadangan besar terakhir kali terjadi tahun 2012. Sementara itu, sejak satu abad terakhir ini, setidaknya telah ditemukan 13 lapangan dengan cadangan migas raksasa di Indonesia. Cadangan migas jumbo ini jumlahnya di atas 100 juta barel setara minyak atau (MMBOE).

Jika dirinci, temuan terbesar terjadi tahun 1941 dengan ditemukannya Lapangan duri, cadangannya sekitar 6.000 MMBOE. Sekitar tahun 1950 ditemukan lagi lapangan besar yakni Lapangan Minas dengan cadangan di atas 10.000 MMBOE. Kedua lapangan ini berada di Blok Rokan Riau dan ditemukan oleh Chevron. 

Adapun tahun 1967, ditemukan Lapangan Jatibarang oleh PT Pertamina (Persero). Selang tiga tahun setelah itu, 1970 ditemukan cadangan migas di Blok Attaka yang ditemukan joint operation Chevron dan Inpex. Cadangannya sekitar 4.000 MMBOE. Di tahun yang sama, cadangan migas ditemukan di Arun Aceh sebesar 4.000 MMBOE oleh ExxonMobil. 

Tahun 1974 ditemukan cadangan migas di blok Natuna D-Alpha atau sekarang bernama East natuna oleh ExxonMobil. Cadangannya sebesar 12.000 MMBOE. Namun karena besarnya kandungan karbon dioksida, blok ini belum diproduksikan.  

Di tahun 1974 Total E&P Indonesie menemukan cadangan migas dari Lapangan Handil di Blok Mahakam. Cadangannya sekitar 3.000 MMBOE. Setelah handil, Total menemukan kembali cadangan di Lapangan Tunu sebesar 4.000 MMBOE. 

Lalu pada 1997 British Petroleum (BP). Menemukan cadangan migas hampir 4.000 MMBOE di lapangan Vorwata Papua. Lalu di era 2000 ditemukan Lapangan Abadi oleh Inpex Corporation di Blok Masela. Cadangannya hampir 6.000 MMBOE. Tak lama di 2001 ditemukan banyu Urip di blok Cepu oleh ExxonMobil dengan cadangan di atas 2.000 MMBOE. 

Setelah itu, di tahun 2011 ditemukan lagi cadangan baru Lapangan Jangkrik di Muara Bakau oleh Eni, jumlah cadangannya lebih dari 1.000 MMBOE. Baru setelah itu pada 2012 Pertamina menemukan cadangan migas di atas 1.000 MMBOE, yaitu di Lapangan Parang, Blok Nunukan Kalimantan Utara.

(Baca: Sebulan Terakhir, Cadangan Migas Indonesia Naik Tipis)

Menurut Amien, penemuan cadangan migas besar sejauh ini diperoleh perusahaan asing. Pertamina sebagai perusahaan dalam negeri masih sedikit menemukan cadangan besar. 

Jika dilihat dari 1970-2014, Pertamina hanya menemukan penemuan cadangan migas sekitar 100-1.000 MMBOE. Penemuan ini diantaranya berasal dari Banyu Nibung, Cemara Barat, Air Serdang Tambun, Mudi 300, Senior, Sukowati, Bambu Besar dan Akasia Besar. 

Halaman: