Lika-liku Pertamina Mewujudkan Harga BBM yang Sama di Indonesia

Arief Kamaludin|KATADATA
30/10/2018, 15.47 WIB

Upaya PT Pertamina (Persero) merealisasikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di seluruh Indonesia tidak mudah. Perusahaan pelat merah ini harus menghadapi beberapa kendala agar harga BBM jenis Premium dan Solar itu sama di seluruh Indonesia.

Hingga bulan ini, Pertamina sudah mewujudkan BBM Satu Harga di 58 titik dari target tahun ini sebanyak 67. Sedangkan, jika dihitung sejak awal 2017, maka Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini sudah membangun 112 titik. Hingga 2019, targetnya bisa mencapai 160 titik.

Manajer Fuel Retail Marketing Pertamina MOR VIII, Zibali Hisbul mengatakan untuk mencapai target tersebut, ada beberapa tantangan yang dihadapi. Pertama, tantangan dari kondisi cuaca. Kendala ini banyak dihadapi saat mewujudkan BBM Satu Harga di Karimunjawa.

Saat musim hujan dan ombak laut tinggi, kapal pengangkut BBM sulit untuk merapat ke Karimunjawa. Cara mengatasinya, Pertamina akan menambah tempat penyimpanan. Harapannya, sekali mengangkut bisa memasok lebih banyak.

Kendala kedua adalah keberadaan pengecer yang mengambil keuntungan. Ini terjadi di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Saat stok menipis, mereka memborong BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk dijual kembali dengan harga tinggi. "Sulit itu yang borong pengecer, stok di SPBU habis pengecer jualan dengan harga tinggi," kata Zibali di Jakarta, Selasa (30/10).

Untuk mengatasi hal ini pemerintah Jayawijaya berinisiatif untuk membuat kartu pengendali. Jadi, konsumen hanya dapat membeli BBM jika memiliki kartu tersebut. Pemerintah daerah (pemda) memberikan kartu itu kepada masyarakat yang menggunakan BBM untuk kebutuhan sehari-hari. Pemda juga mengatur pengecer hanya diperbolehkan ada di 10-15 kilo meter (km) dari SPBU Pertamina.

Halaman: