Kalender 2018 sudah separuh lebih berlalu. Namun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi sektor migas pada semester pertama ini baru 30 % dari target yang dipasang sepanjang 2018.
Mengacu pada buku hasil kerja 2017 dan semester pertama 2018 yang diterbitkan Kementerian ESDM, realisasi investasi migas enam bulan pertama tahun ini US$ 5,11 miliar, terdiri dari investasi hulu US$ 3,9 miliar dan hilir US$ 1,21 miliar. Angka tersebut tak sampai sepertiga dari target tahunan yang dipatok US$ 16,8 miliar.
(Baca juga: Kelola Sanga-Sanga, Pertamina Siap Kucurkan Rp 3,4 T dalam Tiga Tahun).
Meski capaiannya masih rendah, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan siklus investasi migas tidak bisa dilihat dalam enam bulan terakhir semata. Sampai akhir tahun, “Berusaha kami capai,” kata Agung di Jakarta, Jumat (10/8).
Senada dengannya, Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Wisnu Prabawa Taher mengatakan akan berupaya agar investasi hulu migas terus meningkat. Investasi hulu masih rendah lantaran banyak proyek kegiatan migas baru masif di semester kedua. “Diharapkan semester dua akan meningkat. Nanti realisasi di kuartal empat,” ujarnya.
Jika melihat trennya, investasi migas menurun pada 2014-2017. Rinciannya, investasi sektor ini secara berturut-turut sejak 2014 yaitu U$ 21,7 miliar, US$ 17,9 miliar, US$ 12,7 miliar, dan tahun lalu menurun lagi menjadi US$ 11 miliar. (Baca juga: 2017, Realiasi Investasi Hulu Migas di Bawah Target).
Harapan kenaikan ada pada tiga tahun kedepan. Hal ini muncul setelah Kementerian ESDM memutuskan nasib 19 blok migas terminasi yang habis kontrak pada 2018-2021. Dari keputusan itu, pemerintah memperoleh komitmen kerja dari para kontraktor untuk mengelola blok yang telah mendapat kepastian.
Total nilai komitmennya mencapai US$ 1,68 miliar atau sekitar Rp 23,5 triliun. Dengan komitmen tersebut, kontribusi investasi migas diharapkan meningkat. (Baca pula: Pertamina Bisa Investasi di Blok Rokan Mulai Tahun Depan).
Investasi Listrik hingga Tambang Juga Rendah
Tidak hanya migas, capaian investasi sektor ESDM lainnya juga masih rendah. Mengacu buku laporan yang sama dari Kementerian ESDM, investasi sektor kelistrikan selama semester satu 2018 baru US$ 2,83 miliar. Padahal, target tahun ini US$ 12,2 miliar.
Sementara itu, realisasi investasi sektor mineral dan batu bara (minerba) hanya US$ 0,79 miliar, masih rendah dari target US$ 6,2 miliar. Menurut Agung, angka US$ 0,79 miliar akan berubah sebab ada beberapa angka yang belum dimasukkan ke dalam capaian realisasi.
Adapun untuk investasi sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) semester pertama 2018 sejumlah US$ 0,75 miliar. Ini pun masih rendah dari target US$ 2 miliar.
Jika ditotal, realisasi investasi sektor ESDM semester satu 2018 hanya US$ 9,48 miliar, atau 25 % dari target tahun ini sebesar US$ 37,2 miliar. Untuk mencapai target investasi tahun ini, setidaknya ada tiga hal yang akan menjadi fokus Kementerian ESDM.
Pertama, menghapus regulasi dan perizinan yang menghambat investasi. Sejak Januari-Maret, sudah ada 186 regulasi dan perizinan yang dipangkas. Kedua, Kementerian ESDM memberikan pendampingan atau fasilitasi investasi. Ketiga, kecepatan pengambilan keputusan strategis.