PetroChina Sepakati Pembagian Porsi di Blok Tuban

Dok. Chevron
ilustrasi.
2/4/2018, 18.28 WIB

PetroChina sepakat untuk kembali mengelola Blok Tuban di Jawa Timur. Perusahaan asal Tiongkok itu setuju untuk menjadi mitra PT Pertamina (Persero), dengan besaran hak kelola yang sudah ditetapkan pemerintah.

Vice President Supply Chain Management & Operation Support PetroChina Gusminar mengatakan tengah berdiskusi dengan manajemen Pertamina hari ini untuk menindaklanjuti hal tersebut. “Posisi kami secara umum akan diambil,” kata dia di Jakarta, Senin (2/4).

Sebelumnya Kementerian ESDM telah mengeluarkan surat yang dikirimkan ke Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas/SKK Migas dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Surat tertanggal 15 Maret 2018 itu diteken Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial atas nama Menteri ESDM.

Dalam surat itu disebutkan Pertamina atau afiliasinya mendapatkan 78,75% di Blok Tuban. Sementara Badan Usaha/Badan Usaha Tetap eksisting yang berminat mendapatkan 11,25%. Sisanya untuk Badan Usaha Milik Daerah/BUMD sebesar 10%.

Gusminar berharap dalam waktu dekat kontrak Gross Split Blok Tuban itu diteken. "Draf kontrak sudah jadi. Kami ada di posisi 11,25%," kata dia.

PetroChina juga tidak keberatan dengan nilai bonus tanda tangan yang sudah dipatok pemerintah. Adapun di Blok Tuban bonus tanda tangan ditentukan sebesar US$ 5 juta. Dari jumlah itu, US$ 2,5 juta dibayar oleh Pertamina, dan sisanya dibayar oleh PetroChina.

(Baca: Ini Pembagian Porsi Hak Kelola 8 Blok Migas Terminasi)

Kontrak Blok Tuban  pertama kali diteken pada 29 Februari 1988, lokasinya berada di daratan (onshore) Jawa Timur. Di blok ini, Pertamina dan PetroChina membentuk badan operasi bersama bernama Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java (JOB PPEJ). Saat ini  kontrak Blok Tuban berstatus perpanjangan sementara. Perpanjangan tersebut dimulai sejak 1 Maret 2018 hingga 1 September 2018. Perpanjangan ini menunggu kontrak baru diteken.

Reporter: Anggita Rezki Amelia