Harga Murah, Pertamina Tak Tertarik Jual Listrik dari Pembangkit Surya
PT Pertamina (Persero) sampai saat ini belum tertarik menjual listrik dari pembangkit tenaga surya miliknya. Alasannya adalah harga yang murah.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso mengatakan rata-rata PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) membeli listrik dari pembangkit surya seharga US$ 6 sampai 7 senper kilo watt hour (kwh). Padahal harga keekonomian pembangkit listrik tenaga surya/PLTS adalah US$ 10 hingga 11 per sen kwh.
Harga keekonomian itu bahkan lebih tinggi jika pembangkit berada di wilayah tertinggal. “Kalau kami bangun (PLTS) di daerah yang memang belum ada transmisi, harganya mahal," kata dia di Jakarta, Kamis (22/2).
Untuk itu, Pertamina menggunakan listrik dari pembangkit surya miliknya untuk keperluan internal. Salah satunya untuk operasional kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah.
Meski begitu, kendala harga ini tidak mengendorkan Pertamina membangun PLTS. Bahkan perusahaan pelat merah ini berencana membangun sejumlah unit PLTS di beberapa kilang lainnya seperti Bontang di Kalimantan Timur untuk kebutuhan listrik di kilang. "Kami bangun untuk kebutuhan sendiri," kata Gigih.
Ke depan, Gigih berharap pemerintah bisa membuat pengembangan PLTS menjadi ekonomis. Langkah yang bisa dilakukan pemerintah adalah pembebasan lahan, terutama di daerah terpencil.
Dukungan pemerintah ini penting karena potensi energi baru terbarukan di Indonesia masih besar. "Ke depan dengan dukungan pemerintah dan potensi-potensi seperti di Papua itu kemungkinan kami bisa masuk," kata dia.
(Baca: Perusahaan Bulgaria Tawarkan Teknologi Listrik Tenaga Matahari)
Sementara itu Kepala Divisi EBT PLN Tohari Hadiat mengatakan harga listrik dari PLTS sebesar US$ 7 sen per kwh sudah ekonomis bagi produsen listrik. Buktinya, ada produsen swasta yang mau meneken kontrak dengan PLN yang akan menjual listrik dengan harga US$ 6 sen per kwh, padahal lokasinya di area terpencil. "Itu ada Indepent Power Producer yang mau jual US$ 6 sen per kwh," kata dia.