Industri Petrokimia Alami Stagnasi Dua Dekade Terakhir

www.barito.co.id
Katadata Petrokimia
25/1/2018, 18.44 WIB

Dengan upaya tersebut harapannya, industri petrokimia dalam negeri bisa bersaing dengan produk luar. "Kami ingin bersaing dengan impor bahan baku yang dari Tiongkok ke Indonesia,"kata dia.

Saat ini ada proyek baru petrokimia yang menjadi perhatian pemerintah. Pertama, proyek milik PT. Pupuk Indonesia, Ferrostaal, Sojitz, dan LG di Teluk Bintuni, Papua Barat. Kedua, proyek industri naphtha cracker oleh PT. Chandra Asri Petrochemicals di Cilegon, Banten yang nilai investasinya US$ 5,44 miliar.

Ketiga, proyek industri naphtha cracker PT. Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten. Investasi proyek ini ditaksir sebesar U$ 3,5 miliar dan akan selesai 2023.

Keempat, Proyek relokasi industri naphtha cracker CPC Taiwan oleh PT. Pertamina di Tuban, Jawa Timur. Kelima, Proyek industri Vynil Chloride Monomer oleh PT. Asahimas Chemical di Cilegon, Banten. Selain itu ada juga proyek pabrik gasifikasi batubara oleh PT. Bukit Asam, PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia, dan PT Chandra Asri Petrochemicals di Muara Enim, Sumatera Selatan.

(Baca: Pemerintah Bangun Pusat Industri Petrokimia di Bintuni dan Masela)

Sementara, untuk industri petrokimia yang memanfaatkan gas di blok Masela masih menunggu besaran alokasi. "Kami masih menunggu Kementerian ESDM," kata ujar Khayam.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia