PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menyatakan pembangunan fasilitas produksi lapangan Kedung Keris di Blok Cepu bisa dimulai awal tahun depan. Ini dilakukan untuk mengejar target produksi pertama (onstream) Lapangan Kedung Keris pada 2019 mendatang.
Direktur Utama PEPC Adriansyah mengatakan saat ini proses pengadaan untuk membangun fasilitas produksi Lapangan Kedung Keris masih berjalan. Fasilitas produksi yang dibangun tidak sebesar Lapangan Banyu Urip.
Fasilitasnya hanya sebatas pembagunan pipa (pipeline). Nantinya, minyak bumi yang dihasilkan dari Lapangan Kedung Keris akan melewati pipa tersebut untuk diproses di fasilitas produksi yang sudah ada (existing) di Lapangan Banyu Urip yang tidak jauh dari lapangan tersebut.
(Baca: SKK Migas Setujui Tambahan Cadangan Banyu Urip Jadi 729 Juta Barel)
"Proyek pembangunan pipa akan dimulai awal tahun depan, diharapkan mulai onstream pada 2019," kata Adriansyah kepada Katadata, Rabu (8/11). PEPC menyiapkan belanja modal untuk proyek tersebut sebesar US$ 114 juta atau sekitar Rp 1,54 triliun
Saat ini pengerjaan proyek tersebut tengah memasuki tahapan pembangunan awal. Beberapa diantaranya adalah pengerjaan pembangunan jalan dan bangunan pendukung lainnya untuk menunjang kegiatan proyek.
Berdasarkan rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) yang telah disetujui SKK Migas, produksi minyak Lapangan Kedung Keris ditargetkan sebesar 5.000 barel per hari (bph). Namun, PEPC berupaya untuk meningkatkan produksinya hingga dua kali lipat.
"Kami terus usahakan kalau bisa mencapai 10.000 bph," kata Adriansyah. (Baca: Tembus 208,8 Ribu Bph, Produksi Blok Cepu Capai Rekor Tertinggi)
Sebelumnya SKK Migas telah menyetujui biaya pengembangan (Authorization for Expenditure/AFE) Lapangan Kedung Keris. Biaya itu akan digunakan untuk membangun fasilitas produksi minyak di lapangan tersebut.
Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto pernah mengatakan persetujuan biaya untuk lapangan Kedung Keris telah disetujui oleh SKK Migas, pada akhir Juli lalu.”Untuk nilainya, saya tidak dapat memberikan komentar," ujarnya.
Berdasarkan situs resmi ExxonMobil, pengeboran sumur Kedung Keris-1 dilakukan di daratan hingga kedalaman 7.032 kaki atau 2.143 meter. Sumur ini bersinggungan dengan lapisan minyak setebal 561 kaki atau 171 meter di zona karbonat sasaran. Lapangan Kedung Keris memiliki cadangan yang dapat diproduksi sekitar 20 juta barel.
(Baca juga: Exxon Kantongi Persetujuan Biaya Pengembangan Lapangan Kedung Keris)
PEPC memegang hak kelola Lapangan Kedung Keris sebesar 45 persen. Sisanya dimiliki oleh ExxonMobil selaku operator sebesar 45 persen dan 10 persen oleh BUMD.