PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN berencana menandatangani sembilan kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) pada November ini. Penandatanganan tersebut bisa meningkatkan investasi di Indonesia.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan dengan penandatanganan jual beli listrik itu artinya investasi EBT masih menarik dan harga masih kompetitif. “Kami yakin target EBT bisa tercapai sebagaimana tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL),” kata dia di Jakarta, Kamis (2/11).
Dalam RUPTL tahun 2017-2026, Kementerian ESDM menargetkan penggunaan EBT bisa mencapai 22,6% dari total energi yang terpakai. Target ini meningkat dari sebelumnya hanya 19,7%.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng mengatakan sembilan proyek itu bisa menambah investasi sektor EBT. “Total investasi dari sembilan proyek itu mencapai Rp 20,41 triliun,” ujar dia.
Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN Nicke Widyawati mengatakan harga jual beli listrik itu sudah disampaikan kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan. Jadi, harapannya, persetujuan harga itu bisa segera terbit.
Setelah terbit secara resmi, maka perjanjian jual beli listrik itu bisa dilaksanakan. “Tandatangan PPA direncanakan dalam bulan ini, tentatif pertengahan bulan November. Rencananya dilaksanakan sekaligus,”kata Nicke.
(Baca: Kadin Kritik Aturan Harga Listrik Energi Baru Terbarukan)
Adapun sembilan proyek tersebut, terdiri dari tujuh pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM), satu pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Peaker, dan satu lagi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTB). Rinciannya sebagai berikut:
No. | Pembangkit | Calon Pengembang | Lokasi | Kapasitas (MW) | Investasi (Rp Miliar) | Harga Jual (cent US$/kwh) |
1. | PLTM Bakal Semarak | PT Semarak Kita Bersama | Sumatra Utara | 5 | 125,64 | 7,89 |
2. | PLTM Cibanteng | PT Prima Atrya Energy | Jawa Barat | 4,2 | 71,4 | 6,51 |
3. | PLTM Cikaso 3 | PT Zhong Min Hydro Indonesia | Jawa Barat | 9,9 | 182,21 | 6,51 |
4. | PLTM Tanjungtirta | PT Maji Biru Pusaka | Jawa Tengah | 8 | 201,6 | 6,52 |
5. | PLTM Kincang 1 | KPRI Koperca | Jawa Tengah | 0,35 | 9,14 | 6,52 |
6. | PLTM Bone Bolango | PT Bone Bolango Energy | Gorontalo | 9,9 | 416,47 | 10,52 |
7. | PLTM Koko Babak | PT Sumber Daya Investasi | Lombok | 2,3 | 86,79 | 10,40 |
8. | PLTA Poso Peaker | PT Poso Energy | Sulawesi Tengah | 515 | 11.120 | 8,40 |
9. | PLTP Rantau Dadap | PT Supreme Energy RD | Sumatera Selatan | 86 | 8.200 | 11,76 |
Sumber: Kementerian ESDM, 2017 |