(Baca: Target Lifting Minyak 2018 Stagnan Berkisar 771.000 – 815.000 Bph)

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I.G.N Wiratmaja Puja mengatakan lifting tahun depan masih ditopang oleh proyek-proyek yang saat ini sudah berjalan. Blok Rokan, Cepu dan Mahakam masih menjadi andalan untuk mengejar target lifting minyak tersebut.

Selain itu, Komisi VII DPR juga menyetujui asumsi harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar US$ 45 hingga 50 per barel. Sementara dalam APBN tahun ini, dipatok sebesar US$ 45 per barel. 

Dalam RAPBN 2018, pemerintah dan komisi VII juga sepakat menetapkan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sekitar 15,44 juta hingga 16,26 juta kiloliter (kl), sebelumnya 16,61 juta kl. Rinciannya, minyak tanah berkisar 0,59 juta sampai 0,64 juta kl, dan Solar Subsidi 14,85 juta sampai 15,62 juta kl.

(Baca: AKR Siapkan Lembaga Penyalur BBM Satu Harga di Tujuh Lokasi)

Adapun subsidi Solar pada RAPBN 2018 sebesar Rp 500-1.000 per liter. Sementara itu volume subsidi elpiji 6,952 juta sampai 7,004 juta ton. Kemudian subsidi listrik Rp 52,66-56,77 triliun, lebih tinggi dari APBN 2017 saat ini sebesar Rp 44,98 triliun. 

Halaman: